Rabu, 30 Mei 2012

Festival Teater Pelajar Nasional IKIP PGRI 2012





Menepis Anggapan Semarang Jadi Kuburan Seni
Wikha Setiawan


Istilah Semarang menjadi kuburan seni sepertinya tidak berlaku bagi generasi muda pelaku kesenian di Kota Linpia. Teater Gema IKIP PGRI Semarang melalui pagelaran Festival Teater Pelajar Nasional 2012 yang diramaikan oleh 21 peserta dari 11 provinsi perlahan mengikis anggapan tersebut.
Antusias menyambut event tahunan ini tidak hanya datang dari para peserta saja. Terbukti pada pembukaan yang digelar di halaman Gedung Pusat IKIP PGRI , Selasa (21/5) malam lalu, suasana begitu meriah dipenuhi para tamu undangan dan pegiat seni Semarang dan sekitarnya.
Disajikan penampilan dari berbagai genre kesenian, diantaranya musikalisasi puisi bercorak rock n roll berbalut etnik jawa oleh kelompok Gamelan Funky; performance art berjudul Gadis Sarung dari Adhitia Armitrianto dan Suprek. Tak kalah menarik, Teater Angin SMAN 1 Denpasar, yang menampilkan musikalisasi puisi berbahasa Bali dihujani tepuk tangan para penonton.
Selanjutnya, pembukaan festival ditandai dengan pelepasan burung pipit oleh Koordinator Kopertis Wilayah VI, Prof Mustafid didampingi oleh Rektor IKIP PGRI Semarang, Muhdi.


“Tahun ini peserta yang ikut festival datang ada 21 grup dari 11 provinsi yang ada di Indonesia. Antara lain dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Bali, Manado, Nusatenggara, Gorontalo, dan beberapa di Sumatera," kata Muhdi..

Ely Amaliyah, Ketua Panitia acara menjelaskan, di tahun ganjil, festival diselenggarakan untuk para pelajar SMA dan atau sederajat di tingkat Provinsi Jawa Tengah. Di tahun genap, seperti pada penyelenggaraan ini, festival drama di selenggarakan untuk pelajar SMA dan atau sederajat di tingkat nasional.
“Teater Gema sudah menyelenggarakan festival teater tingkat pelajar ini sudah yang ke 13 kalinya. Kami berharap panitia bisa maksimal selakuk pelaksana, begitu juga dengan peserta yang semakin menunjukkan peningkatan kualitas dalam menyuguhkan pertunjukan,” paparnya.
Di sisi kanan depan panggung, terlihat beberapa seniman ternama. Yakni, pendiri Teater Koma, N Riantiarno, penulis kenamaan, Afrizal Malna, dan pegiat teater asal Tegal, Apito Lahire. Ketiganya didaulat sebagai dewan juri pada festival yang memerebutkan dengan total hadiah belasan juta rupiah.
 Usai acara pembukaan, N Riantiarno menyinggung kondisi Semarang, yang dianggapnya sebagai salah satu kota besar yang belum tergarap secara baik di ranah kebudayaan dan keseniannya.


“Saya ingin berkata jujur saja, kalau Semarang memang cukup memprihatinkan. Komunikasi tidak terjaga dengan baik antargenerasi, sehingga terkesan berjalan sendiri-sendiri. Menurut saya perlu adanya kepedulian dari seniman yang tua untuk memperhatikan generasi di bawahnya,” ujarnya.
Apalagi bicara fasilitas, sambungnya, Indonesia termasuk Semarang belum memiliki gedung pertunjukan yang representatif.



“Susahnya lagi kalau kita mau pentas tapi gedungnya dibuat acara resepsi. Kasihan teman-teman yang sudah proses akhirnya harus sibuk memikikan solusi lain. Entah menunda, pindah tempat, atau bahkan gagal pentas,” imbuh N Riantiarno sambil tertawa kecil.
Nemun demikian, ia sangat apresitif terhadap Teater Gema yang sudah menyelenggarakan acara tersebut meskipun sebenarnya kesenian teater tidak menjanjikan apa-apa dalam persoalan materi. Setidaknya, event tersebut bisa menangkis anggapan negatif terhadap Kota Semarang dalam dunia kesenian. (dari sindo)


Selasa, 22 Mei 2012

Lokakarya Nyah-Nyoh#3


Lokakarya Nyah-Nyoh
Program ini akan dijalankan selama 3 minggu berturut-turut (13, 20, 27) dengan berbagai pembicara. Nyah-nyoh, sebuah konsep jawa tentang sifat murah hati sebagai semangat saling berbagi menjadi andalan lokakarya yang semoga bermanfaat (terutama) untuk para pelaku komunitas.
mengingat efektifitas lokakarya, peserta dibatasi maksimal 10 orang. Segera daftarkan diri Anda dan kontak
Dinda Venna (085640 363976).
akan lebih baik lagi jika Anda mempunyai komunitas atau hendak membuat komunitas. Peserta akan dipungut biaya sebesar Rp. 10.000,- untuk makan siang, materi, dan air putih

untuk materi kali ini bertema: Manajemen  Organisasi dan Metode Advokasi Komunitas dengan pembicara: Erwin Dwi Kristianto (LBH Semarang), Karman (dosen Unisbank) dan Ani Kusrini (Ketua Paguyuban Pedagan Kaki Lima Semarang)

Kamis, 17 Mei 2012

Petik Puitika#4




Petik Puitika#4 yang diadakan pada tanggal 13 Mei 2012 berlangsung sekaligus memperingati satu tahun berdirinya komunitas sastra LACIKATA Semarang. Acara sempat dihadiri salah satunya oleh beberapa kawan dari open mind community, dan dimulai pada pukul 19.00 di Stonen yang dipandu oleh Guri Ridola. The Gramophone membuka acara dengan lantunan lagu lawasnya. Kemudian, disusul dengan sambutan dari direktur Hysteria, Adin. Setelah tiup lilin, acara dilanjutkan dengan pembacaan puisi dari dua penyair yang dibahas, mereka adalah Desta Ayu Wulandari dan Devi Maya. Sesi berikutnya, diskusi yang dimoderatori oleh Ganz, menampilkan dua pembicara: Vivi Andriani dan Arif Fitra Kurniawan. Diskusi berjalan cukup antusias karena pembahasan berkaitan dengan proses kreatif para penyair ini disanggah oleh beberapa peserta. Dalam diskusi tersebut pada ujungnya menyimpulkan bahwa kedua penyair memiliki tema puitik yang sama, namun berbeda dalam cara pembahasaannya. Devi maya cenderung menggunakan repetisi untuk gayanya dalam berestetika, sedangkan Desta Ayu, mencoba untuk memperkaya diksi-diksinya. Kedua penyair ini masih relatif muda dalam mengawali karier mereka, adapun dalam diskusi tersebut membawa pesan kepada para penyair untuk terus berproses dalam menulis untuk memperoleh kematangan dalam teks maupun interteks. Setelah diskusi berjalan sekitar 50 menit, acara dikembalikan pada pemandu acara.



Selebrasi-selebrasi pun dimunculkan dalam sesi berikutnya. Mas Kurniawan Yunianto yang membacakan puisi dan memusikalisasikannya. Lalu Arman Rozika yang menampilkan musikalisasi puisi Ganz yang diaransemen dengan karakter etnik. Pembacaan puisi oleh Pak Sofyan Adrimen, serta penampilan dari Purna dan The Gramophone dengan gaya akustiknya masing-masing. Acara yang bekerja sama dengan Hysteria ini berakhir sekitar pukul 22.30 dengan pembacaan puisi oleh Devi Maya. Secara keseluruhan, acara berjalan dengan antusias meskipun peserta undangan relatif tidak banyak. Akhirnya, harapan untuk menjadi komunitas sastra yang tetap eksis dan berkembang adalah harapan dalam ultah satu tahun Lacikata (Ganz)

Rabu, 16 Mei 2012

LOKAKARYA NYAHNYOH#2




Lokakarya Nyah-Nyoh


Program ini akan dijalankan selama 3 minggu berturut-turut (13, 20, 27) dengan berbagai pembicara. Nyah-nyoh, sebuah konsep jawa tentang sifat murah hati sebagai semangat saling berbagi menjadi andalan lokakarya yang semoga bermanfaat (terutama) untuk para pelaku komunitas.
mengingat efektifitas lokakarya, peserta dibatasi maksimal 10 orang. Segera daftarkan diri Anda dan kontak Dinda Venna (085640 363976).
akan lebih baik lagi jika Anda mempunyai komunitas atau hendak membuat komunitas. Peserta akan dipungut biaya sebesar Rp. 10.000,- untuk makan siang, materi, dan air putih

Pemateri:

Heri Chandrasantosa (pengasuh lereng medini dan mantan wartawan Warta Jateng), Adhitia Armitrianto (seniman dan wartawan Suara Merdeka), dan Anggoro Suprapto (penyair dan pengelola situs Objektif.com)

Senin, 14 Mei 2012

Pemanfaatan Social Network bagi Komunitas



Pemanfaatan sosial media sudah sangat dipahami oleh setiap orang. Banyak yang menggunakannya sebagai media promosi gratis atau sebagai wadah mencapai eksistensi.  Namun, banyak yang masih belum memahami strategi apa yang harus dijalankan untuk mendapatkan hasil maksimal. Hysteria mencoba  mendapatkan ilmu untuk bersama dengan menyelenggarakan lokakarya  “nyah nyoh” yang menyuguhkan manajemen informasi dan pemanfaatan social network untuk pengembangan komunitas.  Lokakarya ini diselenggarakan pada hari Minggu (13/5)di Grobak A(r)t Kos, Hysteria, jalan Stonen 29 Bendan Ngisor Gajahmungkur.  Lokakarya ini diampu oleh dua pemateri yaitu Rudy Haryanto dari Jatenglib, dan Jefri Dinomo   yang pegiat komunitas CARAKA senior.
Dalam lokakarya tersebut dibahas beberapa masalah yang dihadapi komunitas salah satunya adalah masalah pengenalan konten komunitas yang bisa menjadi alat pencitraan bagi komunitas tersebut. Pada sesi pertama Rudi Haryanto mengenalkan tentang pentingnya mengelola informasi yang dimiliki oleh komunitas, dan apa yang bisa dikembangkan terkait informasi pentingnya. “kita tidak akan tahu apa yang kita dapatkan, jadi dalam jalinan informasi yang serba terhubung tersebut kita harus lebih hati-hati untuk mengolahnya,” pesan Rudy yang akrab disapa Yanto.  Yanto juga memberikan praktek untuk mengolah informasi, dimana peserta bisa langsung mengaplikasikannya dalam komunitas.
Pada sesi kedua lokakarya tersebut yang diampu oleh Jefri Dinomo, memberikan pandangan akan pentingnya mengetahui dan mengolah konten yang akan disampaikan kepada publik. Hal ini sangat dibutuhkan karena secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap citra komunitas. Pentingnya mengetahui bagaimana memberikan pengaruh kepada orang lain yang menggunakan social media. “kita harus tahu bagaimana caranya memetakan setiap isu yang tersedia, karena itu adalah modal dasar bagi komunitas untuk berhubungan secara langsung dengan public,” ungkap Jefri. Jefri juga menambahkan kalau semakin kita memperhatikan konten yang kita sampaikan, maka publik akan memiliki interes karena komunitas bisa menjadi referensi bagi mereka.
Semua yang ada dalam dunia maya itu saling berhubungan dan saling mendukung, kita tidak bisa melepaskan salah satunya atau sistem kemungkinan nanti berjalan tidak optimal.
(Opnk)

Hidup dalam masalah dan masalah dalam hidup, bagaimana cara menggunakannya?


Oleh: Openk Hysteria


Sesuatu akan terasa benar manfaatnya jika digunakan secara tepat,  Atau jika sesuatu sudah lenyap. Terkadang muncul pertanyaan, apa yang paling berharga dalam hidup kita? Pertanyaan tersebut seperti sebuah pertanyaan yang paling susah untuk dijawab. Apakah manusia memiliki sesuatu yang paling berharga?
                Kami mencoba untuk mencari jawaban tersebut, lewat diskusi dan pemutaran film The Doll Master jumat (4/5), di Grobak A(r)t Kos, Hysteria, jalan Stonen 29 Bendan Ngisor Sampangan.  menurut saya film tersebut  cukup memberikan referensi yang tidak biasa dalam diskusi. Sesuatu yang penuh distorsi, sesuatu yang sangat berambisi. Semua benda yang ada tak memiliki dasar untuk dipertahankan, namun mereka( benda tersebut)memperjuangkan hak mereka untuk tetap dianggap ada. Film tersebut menganggap boneka memiliki jiwa dan memiliki tanggung jawab untuk menjadi teman bermain anak-anak. Namun, apa yang terjadi ketika anak-anak tersebut mulai melupakan boneka seiring bertambahnya usia? Terjadi tarik-menarik kepentingan antara manusia dengan boneka. Manusia hanya menganggap bahwa boneka hanyalah benda yang menemaninya semasa kecil, sementara boneka menganggap kalau manusia yang merawatnya adalah sahabat selamanya. Apakah itu mungkin terjadi? Di dunia nyata hal tersebut ternyata ada. Adalah Okiku boneka tradisional jepang yang memakai kimono, boneka ini memiliki keanehan dimana rambutnya terus bertambah panjang layaknya manusia. Menurut cerita, nama Okiku adalah nama si pemiliki boneka tersebut yang meninggal karena demam. Banyak juga contoh lainnya seperti Harold, Robert,  jolie, Pupa, Warren, dan yang lain.. memiliki kisah masing masing tentang boneka.
Film yang disutradarai oleh Yong-ki Jeong, mencoba untuk menemukan benang merah antara manusia dengan boneka. Disitu boneka sudah tak dianggap sebagai benda mati lagi, melainkan sebagai organisme lain yang juga memiliki perasaan terlepas dari sisi magis yang diciptakan. Tekanan demi tekanan dimunculkan pada bagian tengah film dan sempat membuat kami merasakan atmosfer ngeri pada saat boneka merasa dikhianati. Bukankah hidup kadang seperti itu? Kita tak akan mengerti secara penuh apa yang diinginkan orang lain dari kita. Namun boneka yang polos itu hanya bisa bertanya “mengapa kau meninggalkan aku?” tragis, bagaimana jika hal tersebut diberlakukan untuk kita? Apakah kita juga akan menjadi seorang yang apatis kemudian?  Atau dengan tiba-tiba hidupmu akan menjadi membosankan, apa yang akan kamu lakukan?
Merasa belum menemukan jawaban yang mendekati kegelisahan, akhirnya kami mencoba untuk menambah referensi lain dengan memutar film Three Extremes pada  jumat 11 mei 2012 di tempat yang sama. Di luar ekspektasi, bukannya mendapat sedikit pencerahan saya malah merasa mendapat masalah baru, kegelisahan baru yang seakan meletup untuk diutarakan. Bagaimana tidak, dalam film tersebut kami disuguhi dengan adegan adegan yang absurd dalam subtansi film berjudul “BOX” karya Takashi Miike (jepang) lalu ditambahi dengan seusatu  yang tidak biasa, dalam subtansi film berjudul “Dumpling” karya Fruit Chan (Hong Kong) masih ditambahi lagi dengan film yang sadistik berjudul “CUT” karya  Park Chan-wook (Korea). Kami merasa kalau hidup ini begitu kompleks dengan masalah dan jawaban, kadang masalah yang jawabannya ada pada hidup orang lain seperti yang sering diangkat dalam film SAW. Kadang dalam menjalankan hidup dipenuhi sifat, ambisi, obsesi, atau malah tanpa memiliki pretensi. Sungguh tak mudah membaca hidup ini seperti yang sudah dilakukan oleh ahli sosiologi, tentunya secara akademisi. Namun apakah perasaan itu berbanding lurus dengan logika?  Kerumitan ini kadang akan terasa gampang pada saat seseorang menjalaninya dengan legowo, namun akan menjadi sangat rumit bila orang tersebut terlalu berambisi tanpa memiliki strategi hidup.  Pertanyaan baru yang akhirnya muncul adalah, bagaimana kita mengatasi ini semua?
Menurut saya ini permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing orang. Dan setiap orang memiliki hak untuk membantu orang lain. Bukan berarti lantas harus saling cuek. Namun semakin maju jaman apakah kita merasakan keharmonisan yang seperti gambaran utopis sebuah desa?

Kamis, 10 Mei 2012

OK Karaoke Gelar Minikonser Berlima Menuju 7 Tahun





SEMARANG-Genap tujuh tahun, band indierock, OK Karaoke menggelar minikonsernya dalam tajuk "Berlima Menuju Tujuh Tahun" di Ufoo Cafe, Jumat (11/5) pukul 19.00. Dalam helatan ini akan berkolaborasi dengan Sela (Serempet Gudal), Bemby dan Widy Adistya Putri.

Band yang terdiri dari Febrian Aditya Putra (Vokal), Adiyat Jati Wicaksono (bas), Garna Raditya (gitar), Bhaskoro (gitar) dan Risqonadhimi Haque (drum) ini akan menyuguhkan beberapa nomor yang menjadi bagian album baru yang dalam dekat ini akan dirilis.

"Salah satu lagu diaransemen ulang oleh Bemby dari Terror Incognita dengan nuansa elektronik. Ini sekaligus untuk memperkenalkan lagu tersebut," ujar Febrian yang akrab disapa Dito ini dalam jumpa pers di Precious 88 Studio, Kamis (10/5). Lagu tersebut berjudul "Soul Horizon" yang diambil dari minialbum "Sail Off the Storm" yang dirilis tahun 2008 silam. Kolaborasi itu juga akan menampilkan penyanyi Widy Adistya Putri.



Dalam minikonser yang dibuka secara gratis itu juga akan menampilkan Dimas Perdana a.k.a Sela, vokalis dari Serempet Gudal yang beberapa hari lalu juga menggelar konser hari jadinya tahun ke lima. "Selain menjadi vokalis, kami ingin mengajak Sela yang akan bermain saksofon dalam lagu Stevie," imbuh dito.

Direncanakan, OK Karaoke akan membawakan 12 lagu yang juga turut tampil band lokal yakni Bangs!, Gold Thief dan Aga Ghozal. Bangs! merupakan band baru yang mengusung garage rock, sedangkan Gold Thief yang telah merilis single "I See The Rain" ini melantun dengan musik folk pop. Sementara itu, Aga Ghozal mantan drummer OK Karaoke ini akan tampil sebagai soloist yang kerap membawakan lagu-lagu folk ala Bob Dylan.



"Selain musik, akan ada pameran foto dari fotografer panggung, Mamet Mumeti, yang telah merekam dan mengabadikan OK Karaoke selama ini, " tukas Adiyat.
Informasi dan Booking:
Agatha Maria 085727228607
email: okkrk@yahoo.com

twitter: @okkaraokeband
facebook: OK Karaoke
www.soundcloud.com/okkaraoke
www.myspace.com/karaokeok




Diskografi:
2007 'Milky Way' & 'Royal Ambasador Mistress' Singles
2008 'Sail off The Storm' EP
2009 '3 Way Split Yestourday with Something About Lola and Wiwiek n' Friends'
2010 'Various Artist Semarang On Fire " Compilation
2011 'Casteless Man' & 'Call Me Time' Singles

Selasa, 08 Mei 2012

jelang sewindu hysteria-LOKAKARYA NYAH NYOOH




AGENDA MEI

Pemutaran Film
Judul: The Doll Master
Jumat, 4 Mei 2012. 19.00
Grobak A(r)t Kos [GAK] Stonen Nomor 29 Gajahmungkur, Semarang
Pemutaran Film
Judul: Three ExtremesJumat, 11 Mei 2012. 19.00
Tempat: GAK Stonen Nomor 29 
Lokakarya Manajemen Informasi dan Pemanfaatan Social Network untuk Pengembangan 
Komunitas
Pemateri: Rudy Heryanto, Day Milovich, dan Jefri Dinomo
Minggu, 13 Mei 2012. 09.00-17.00
Grobak GAK Stonen Nomor 
Petik Puitika #4 dan Ultah Lacikata
(Apresiasi Sastra)
Penyair: Desta Ayu Wulandari dan Devi May 
Minggu, 13 Mei 2012. 19.00
GAK Stonen Nomor 29 
Bedah Buku Puisi Ragil S, penyair Malang oleh Rumah Diksi
Penyair: Ragil Sukriwul, teman-teman Rumah Diksi
Selasa, 15 Mei 2012. 19.00
GAK Stonen Nomor 29 
Tajam ke Bawah Tumpul ke Atas
(Diskusi dan Pertunjukan)
Rabu, 16 Mei 2012. 12.30 – 17.00 WIB
Parkir Lantai 1 Kampus Fakultas Hukum Unisbank  Jl. Tri Lomba Juang No. 01 Semarang
Pemutaran Film
Judul: Sex Is Zero
 Jumat, 18 Mei 2012. 19.00
GAK Stonen Nomor 29 
Lokakarya Jurnalisme Dasar, Manajemen Media, dan Rubrikasi dalam Media
Pemateri: Heri C Santoso, Adhitia Armitrianto, dan Anggoro Suprapto
Minggu, 20 Mei 2012. 09.00-17.00
GAK Stonen Nomor 29 
Pemutaran Film 
Judul: Ghost House
Jumat, 25 Mei 2012. 19.00
GAK Stonen Nomor 29 
Lokakarya Organisasi dan Metode Advokasi Komunitas
Pemateri: Karman (Dosen Unisbank) Erwin Kristianto (LBH Semarang) 
Ani Kusrini (Ketua Paguyuban PKL Semarang)
Minggu, 27 Mei 2012. 09.00-17.00
GAK Stonen Nomor 29 
Semarang Sebuah Cerita oleh Houtskools dalam
(presentasi dan diskusi)
Jumat, 29 Mei 2012. 19.00
GAK Stonen Nomor 29 
Gerobak Keliling
(screening film bersama warga)
Kamis, 31 Mei 2012. 19.00
Kampung Tugurejo, Tugu, Semarang



Sabtu, 05 Mei 2012

AGENDA MEI UNTUK PELANGGAN GROBAK




Screening Ampe Mampus bulan Mei “KOREAN WAVE”
Hysteria memutar 4 film korea tiap hari Jumat (4, 11, 18, 25) . Film ini dipilih berdasar kesepakatan forum yang ingin mengenal korea dari sisi perkembangan  filmnya secara sepintas.

Lokakarya Nyah-Nyoh
Program ini akan dijalankan selama 3 minggu berturut-turut (13, 20, 27) dengan berbagai pembicara. Nyah-nyoh, sebuah konsep jawa tentang sifat murah hati sebagai semangat saling berbagi menjadi andalan lokakarya yang semoga bermanfaat (terutama) untuk para pelaku komunitas.
Peserta lokakarya ini dibatasi maksimal 12 orang supaya hasilnya maksimal. Segera daftarkan diri Anda jangan lupa sertakan biodata singkat dan motivasi mengikuti lokakarya ini. akan lebih baik lagi jika Anda mempunyai komunitas atau hendak membuat komunitas. Peserta akan dipungut biaya sebesar Rp. 10.000,- untuk beli snack, makan siang, materi, dan teh istimewa.

Semarang Sebuah Cerita
Memberi kesempatan bagi para pelaku seni di Semarang untuk mempresentasikan gagasan, gerakan, maupun modus mereka dalam berkesenian. Ini forum bebas dengan tujuan selain apresiasi kegiatan juga memberikan masukan wacana pada kelompok atau komunitas bersangkutan supaya terjadi pengayaan wacana pada perspektif yang berbeda.
Acara ini diusung setiap sebulan sekali dengan narasumber yang berbeda-beda. Output kegiatan ini salah satunya adalah tulisan dan video dokumentasi para narasumber yang diundang untuk dishare dalam jaringan kami.

Gerobak Keliling
Gerobak Bioskop punya program baru, Gerobak Keliling. Dengam membawa instalasi gerobak kemana-mana, Hysteria didukung ruang rupa akan memberikan tontonan murah dan gratis di tempat-tempat berbeda. Pemutaran filmnya pun disesuaikan dengan kebutuhan penonton atau masyarakat tempat diadakannya pemutaran film.
Program ini diadakan sebulan sekali dan berpindah-pindah, sementara kami mempunyai 6 tujuan yang berbeda. Tetapi tidak menutup kemungkinan usulan program pemutaran untuk kami di tempat para Pelanggan Grobak (begitu kami menyebut insan yang menjadi sahabat kami)

Mutual Friend
Mutual Friend diartikan sebagai teman yang sama (dalam ide maupun visi), atau juga bisadartikan sebagai teman yang saling menguntungkan. Program kerjasamanya di luar agenda kerja kami. Biasanya dilakukan kedua belah pihak atau lebih dan ditanggung bersama-sama dengan porsi sesuai kesepakatan.





Waktu: Minggu, 13 Mei 2012. 19.00
Tempat: Grobak A(r)t Kos [GAK] Stonen Nomor 29 Gajahmungkur, Semarang
Acara: Petik Puitika #4 dan Ultah Lacikata
Penyair: Desta Ayu Wulandari dan Devi Maya
Jenis Program: Mutual Friend

Petik Puitika memasuki putaran ke 4 mengundang para penyair pemula untuk diapresiasi bersama. Dalam acara ini Lacikata sebagai pihak penyelenggara juga merayakan ulang tahun pertama mereka.

Waktu: Selasa, 15 Mei 2012. 19.00
Tempat: Grobak A(r)t Kos [GAK] Stonen Nomor 29 Gajahmungkur, Semarang
Acara: Bedah Buku Puisi Ragil S, penyair Malang oleh Rumah Diksi
Penyair: Ragil Sukriwul, teman-teman Rumah Diksi
Jenis Program: Mutual Friend
Ragil Sukriwul akan meluncurkan bukunya Avontur, penyair Malang yang telah melanglang ke kota-kota ini akan bertandang ke Semarang dengan membawa oleh-oleh sajak yang apik. Rumah Diksi yang diinisiasi Setia Naka Andrian akan melakukan pembedahan antologi puisi ini secara hati-hari




Waktu : Rabu, 16 Mei 2012. 12.30 – 17.00 WIB
Tempat: Parkir Lantai 1 Kampus Fakultas Hukum Unisbank  Jl. Tri Lomba Juang No. 01 Semarang
Acara: Tajam ke Bawah Tumpul ke Atas
Jenis Program: Mutual Friend


Adalah acara yang digagas antara  Himpunan Mahasiswa Program Studi Hukum Unisbank , Hysteria, BEM Fakultas Hukum Unisbank, dengan melibatkan Teater EMKA, Teater ASA, Teater Cabang, aliansi petani, nelayan, pedagang kaki lima, budayawan, dll dengan  menyelenggarakan Panggung Rakyat di kampus Unisbank.
Ide dasarnya dilatarbelakangi oleh:

Bagi rakyat miskin, keadilan mungkin adalah impian yang sulit untuk diwujudkan. Asas persamaan didepan hukum (equality before the law) dengan tidak memandang status sosial hanyalah sekedar hiasan kata kata. Ibarat pisau, hukum hanya tajam ke bawah tapi tumpul ke atas. Begitulah jika kita melihat kondisi hukum saat ini, bagi rakyat miskin hukum cepet sekali bertindak, sedangkan bagi kamu pejabat atau kaum borjuis, hukum hanya alat yg bisa dipermainkan untuk mendapatkan keuntungan pribadinya.

Ketimpangan hukum yang terjadi saat ini adalah cermin bagaimana hukum seperti layaknya pisau, tajam ke bawah tapi tumpul ke atas. Lihat saja bagaimana hukum memperlakukan rakyat miskin dengan kaum pejabat dan borjuis,tentunya bisa ditebak, rakyat miskinlah yang selalu di korbankan. Secara de facto, kita juga dipertontonkan oleh penggusuran ataupun penertiban oleh masyarakat miskin perkotaan (PKL,Pengemis,Anak Jalanan) yang dianggap “mengotori” jalan-jalan protokol dan dianggap melanggar Perda. Hal yang sama juga terjadi terhadap buruh,nelayan ataupun petani yang tersingkir karena pemilik modal yang menguasai aset aset penghidupannya. Selain itu kita masih diingatkan adanya kasus kasus hukum yang menjerat kaum proletar, mulai dari Nek Minah yang dihukum karena mecuri buah kakau, Manisih yang diputus bersalah mencuri buah kapuk randu, hingga AAL yg mendapatkan kekerasan karena mencuri sendal jepit milik anggota kepolisian.


Bagaimanapun pencurian adalah hal yang tidak dibenarkan secara hukum, namun yang menarik dari kasus kasus-kasus tersebut latar belakang tindak pidana itu dan juga proses bekerjanya hukum yang sangat cepat sekali jika hukum itu berhadapan dengan masyarakat miskin. Sangat jauh berbeda jika hukum itu berhadapan dengan pejabat ataupun kaum borjuis. Hukum hanya menjadi alat permainan mereka, lihat saja tren pembebasan koruptor oleh pengadilan tindak pidana korupsi saat ini. Menurut data ICW hingga Februari 2012, setidaknya ada 59 terdakwa kasus korupsi yang divonis bebas/lepas di pengadilan TIPIKOR. Tidak hanya pada putusan bebas terhadap koruptor, seringkali pejabat berlindung dari tameng hukum dengan adanya mekanisme ijin pemeriksaan dari Presiden. Dengan demikian hal ini seringkali menyulitkan aparat hukum untuk menyeret pejabat ke penjara.



Tidak hanya pada proses bekerjanya hukum,peraturan hukumnyapun telah membatasi hak akses masyarakat miskin terhadap keadilan. Lihat saja, UU no 16 Tahun 2011 tentang bantuan hukum, pendekatan ekonomi yang diperuntukan bagi penerima bantuan hukum menyebabkan suku pedalaman, anak terlantar dan gelandangan terancam tidak mendapatkan akses bantuan hukum. Begitu juga dengan UU No 4 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air yang mengkomersialisasikan  air, sehingga air bukanlah hak publik tetapi menjadi hak privat. Begitu juga dengan sumber daya pesisir dan kelautan, nelayan secara perlahan sudah tersingkir oleh pemodal karena adanya reklamasi atau industrialisasi di wilayah pesisir. Di Semarang fakta membuktikan bahwa 60 persen dari garis panjang pantai kota semarang 36 Km sudah dikuasai oleh pemilik modal.





Waktu: Jumat, 4 Mei 2012. 19.00
Tempat: Grobak A(r)t Kos [GAK] Stonen Nomor 29 Gajahmungkur, Semarang
Jenis Kegiatan: Pemutaran Film
Judul: The Doll Master

Directed by: Jeong Yong-gi
Produced by: Han Man-taek
Written by: Jeong Yong-gi
Cinematography: Jo Cheol-ho
Editing by: Nam Na-yeong
Distributed by: Lotte Cinema Cineclick Asia
Release date(s): July 30, 2004
Running time: 90 min.
CAST:
Im Eun-gyeong
Kim Yu-Mi
Ok Ji-young

Master Doll bersetting 60 tahun lalu di pedesaan selama pendudukan Jepang di Korea. Seorang narator menceritakan kisah seorang pembuat boneka yang jatuh cinta dengan seorang wanita dalam kimono merah. Dia membuat boneka sebagai tanda cintanya. Ia bekerja keras dan wanita itu jatuh cinta juga padanya. Suatu ketika, wanita tersebut ditemukan terbunuh. Semua orang menyalahkan laki-laki pembuat boneka. Ia akhirnya ditangkap dan dibunuh oleh warga di hutan. Boneka yang tidak puas tanpa pembuatnya, duduk di atas kuburan tuannya sepanjang waktu, berkabung kehilangan seolah-olah hidup.
Setting waktu berubah era kekinian. Sekelompok orang asing dari kota telah tiba di museum seni terpencil dengan janji akan membuat boneka yang sama. Kelompok tersebut, ada Hae-mi, pematung, Tae-seong, seorang model laki-laki mencari pekerjaan; Young-ha, seorang wanita yang mengklaim dia berbicara dengan boneka, Demian nya; Jeong-gi, seorang fotografer dan Sun-Yeong, seorang siswa sekolah tinggi. Kelompok ini disambut oleh kurator museum, yang memperkenalkan mereka pada boneka museum, serta seorang pembuat boneka yang lumpuh. Saat membuat boneka milik Young-ha  tiba-tiba kepalanya terpisah dari tubuhnya, itu menjadi awal tragedi tragis yang terjadi. Semua petunjuk mengarah ke seorang wanita misterius muda, Mi-na dari desa terdekat yang kebetulan memiliki boneka yang sama dengan Hae Mi dan diketahui dia pernah memiliki seorang anak.



Waktu: Jumat, 11 Mei 2012. 19.00
Tempat: Grobak A(r)t Kos [GAK] Stonen Nomor 29 Gajahmungkur, Semarang
Jenis Kegiatan: Pemutaran Film
Judul: Three Extremes 

Directed by: Fruit Chan, Chan-wook Park, Takashi Miike
Dumplings: Lilian Lee
Cut: Chan-wook Park
Release date(s): August 20, 2004
Running time: 118 minutes

KoreanThree Extremes gabungan film horror yang disutradarai oleh tiga orang yang berbeda dari Jepang, Korea Selatan, dan Cina. Dirilis tahun 2004
Film ini terbagi dari 3 plot:
Dumplings –
Seorang artis tua ingin kembali ke masa mudanya. Dia lalu pergi ke dukun yang katanya bisa mengembalikan masa mudanya. Sampai dia sadar bahwa bahan yang dipakai sang dukun untuk membuat ramuan itu sungguh mengerikan.
Cut –
Seorang sutradara kenamaan dan istrinya diculik oleh seorang psikopat. Sutradara itu kemudian disuruh oleh penculik untuk memainkan permainan sadis. Jika ia gagal maka jari-jari istrinya akan dipotong sau persatu tiap menitnya.
Box –
Seorang gadis lembut bermimipi beberapa kali tentang sebuah kotak yang terkubur dalam salju. Dia juga sedang melakukan pencarian terhadap sudaranya yang hilang. Dari mimpi itulah dia merasa ada hubungan antara mimpi dan kenyataan.



Waktu: Minggu, 13 Mei 2012. 09.00-17.00
Tempat: Grobak A(r)t Kos [GAK] Stonen Nomor 29 Gajahmungkur, Semarang
Jenis Kegiatan: Lokakarya Manajemen Informasi dan Pemanfaatan Social Network untuk Pengembangan Komunitas
Pemateri: Rudy Heryanto, Day Milovich, dan Udje Caraka

Pelatihan Manajemen Informasi
Latar Belakang
Informasi merupakan kebutuhan mutlak dan memiliki peranan yang sangat vital dalam mendukung kegiatan lembaga, baik pada organisasi pemerintah, organisasi non pemerintah (ornop/LSM) dan swasta. Seperti layaknya siklus, selain sebagai kebutuhan segala aktifitas kegiatan organisasi juga menghasilkan informasi yang termuat dalam berbagai bentuk. Informasi tersebut bisa terdapat dalam buku, newsletter, jurnal, berita di media, press release atau terekam dalam keping padat (compact disc). Informasi yang terkumpul dalam berbagai bentuk tersebut perlu dikelola secara sistematis untuk memudahkan temu kembali substansi yang terkandung didalamnya.

Proses mendapatkan, mengelola dan menyebarkan kembali informasi yang dimiliki oleh suatu lembaga baik untuk kepentingan internal maupun masyarakat luas menjadi kegiatan utama dalam sebuah pranata yang lazim disebut perpustakaan. Pengelolaan informasi di perpustakaan bertujuan untuk memudahkan temu kembali atau retrieval jika suatu waktu informasi tersebut dibutuhkan lagi.

Sebagai lembaga sosial, komunitas tidak memiliki sumber daya yang kuat. Tidak seperti perusahaan yang berorientasi profit, komunitas tidak bisa mengandalkan kapital yang besar atau jumlah personil yang banyak. Dengan demikian terkadang keberadaan perpustakaan –yang seringkali dikatakan cost center-- tidak menjadi prioritas, sehingga pengelolaannya diserahkan pada sembarang orang yang mungkin kurang memiliki keterampilan teknis. Sedangkan untuk mendapatkan seorang pengelola profesional dibutuhkan dana yang tidak sedikit.



Tujuan

1. Meningkatkan pengetahuan pengelola informasi untuk melakukan aktifitas pengelolaan informasi berbasis SLiMS (Senayan Library Management System).
2. Memberikan informasi/referensi tentang cara membangun sistem perpustakaan yang baik dan profesional bagi para peserta pelatihan
3. Membantu memudahkan kerja pengelolaan informasi dan semua data yang dimiliki.

Output

1. Terbentuknya organisasi yang menghargai informasi.
2. Komunitas mampu mengelola koleksi informasi yang dimilikinya dengan lebih baik.
3. Komunitas dapat berbagi informasi kepada masyarakat luas.




Materi Pelatihan

1. Pengantar Manajemen Perpustakaan dan Pentingnya Database
2. Instalasi Program SLiMS
3. Input Database, Master File
4. Bibliography dan Manajemen Serial
5. Membership
6. Sirkulasi
7. Backup System dan Reporting

Pemanfaatan Social Media

Akan membahas bagaimana perkembangan social networking di dunia dan di Indonesia dan bagaimana hal ini bisa dimanfaatkan oleh para pelaku komunitas untuk mendukung kegiatan mereka dalam mendistribusikan gagasan dan menebar ide.
Juga akan dibahas perkembangan bisnis yang memanfaatkan media social yang lagi marak belakangan ini.




Waktu: Jumat, 18 Mei 2012. 19.00
Tempat: Grobak A(r)t Kos [GAK] Stonen Nomor 29 Gajahmungkur, Semarang
Jenis Kegiatan: Pemutaran Film
Judul: Sex Is Zero
Starring: Chang Jung Lim, Ji-won Ha, Seong-guk Choi

(Saekjeuk shigong) adalah sebuah film drama komedi buatan Korea Selatan yang dirilis pada tahun 2002, dibintangi oleh Lim Chang-jung, Ha Ji-won, dan Yoo Chae-yeong. Film ini bergaya komedi seperti American Pie, film yang mengeksploitasikan tentang kehidupan anak kuliahan, yang mengarah kepada kejadian-kejadian konyol yang sanggup membuat penonton ketawa. Sex is Zero termasuk film Korea yang
sukses di Asia, betapa tidak, film ini sangat populer karena berhasil mengawinkan unsur komedi, keingintahuan remaja mengenai seksualitas, serta kisah drama remaja yang benar-benar menyentuh.
Eun-Sik, seorang mahasiswa fakultas hukum yang baik hati, namun kerap dituduh mesum karena keluguannya. Eun-Sik yang lama menjomblo, diam-diam menaruh hati kepada Eunhyo, seorang mahasiswi anggota klub tari kampus. Namun Eunhyo jatuh cinta kepada Sangok, mahasiswa tertampan di kampus. Akibat hubungan cintanya, Eunhyo mengandung dari benih Sangok, tapi Sangok menolak bertanggung jawab. Eunhyo akhirnya memanfaatkan Eun-Sik untuk menemaninya ke dokter kandungan untuk melakukan aborsi. Eun-Sik yang mencintai Eunhyo, dengan tulus merawat dan menjaga Eunhyo pasca-aborsi, telah membuat Eunhyo menyadari bahwa cinta tidak harus melakukan seks. Dalam kamus cinta: Sex is Zero.




Waktu: Minggu, 20 Mei 2012. 09.00-17.00
Tempat: Grobak A(r)t Kos [GAK] Stonen Nomor 29 Gajahmungkur, Semarang
Jenis Kegiatan: Lokakarya Jurnalisme Dasar, Manajemen Media, dan Rubrikasi dalam Media
Pemateri: Heri C Santoso, Adhitia Armitrianto, dan Anggoro Suprapto

Landasan:
Sebuah kelompok atau komunitas akan lebih ideal lagi jika mempunyai medianya sendiri. Selain akan melatih kemandirian dalam penyebaran isu, mempunyai media sendiri berarti mempunyai kedaulatan untuk mendefinisikan diri sendiri. Dipandu oleh orang-orang yang berpengalaman di bidangnya lokakarya ini akan cukup berarti bagi yang membutuhkan media kampanyenya sendiri.


Waktu: Jumat, 25 Mei 2012. 19.00
Tempat: Grobak A(r)t Kos [GAK] Stonen Nomor 29 Gajahmungkur, Semarang
Jenis Kegiatan: Pemutaran Film
Judul: Ghost House

Directed by: Kim Sang-Jin
Produced by: Kang Woo-seok
Written by: Jang Hang-joon
Starring: Cha Seung-won, Jang Seo-hee, Jang Hang-seon
Editing by: Son Hee-chang
Keluaran: September 17, 2004
(South Korea)

Pilgi menabung untuk membuat harapan ayahnya terkabul, yakni membeli rumah untuk dirinya. Ketika membeli rumah ternyata rumah itu berhantu dan tidak menginginnkan Pil-gi menembapati rumahnya. Dia tidak menyerah, diundangnya rekan, polisi, hingga pengusir setan itu  ke rumahnya. Tetapi usahanya itu dapat dipatahkan oleh setan.
Dicelakakan setan hingga akhirnya masuk rumah sakit, akhirnya Pil-gi secara tidak sengaja dapat kemampuan untuk melihat setan yang bernama Win-ha. Setelah ngobrol panjang dan saling mengert akhirya mereka bisa saling menerima hingga datanglah serorang investor yang ingin membeli rumah itu untuk dijadikan bekas lahannya sebagai hotel. Win-ha memohon Pil-gi untuk tidakmenjual rumah itu dan Pil-gi beranji memenuhi keinginan Win-ha




Waktu: Minggu, 27 Mei 2012. 09.00-17.00
Tempat: Grobak A(r)t Kos [GAK] Stonen Nomor 29 Gajahmungkur, Semarang
Jenis Kegiatan: Lokakarya Organisasi dan Metode Advokasi Komunitas
Pemateri: Karman (Dosen Unisbank) Erwin Kristianto (LBH Semarang) Ani Kusrini (Ketua Paguyuban PKL Semarang)

Para pemateri akan berbagi pengetahuannya bagaimana berorganisasi, membuat strukur yang dibutuhkan, dan pengalaman mengadvokasi kebijakan public. Komunitas idealnya juga punya aware dengan kebijakan-kebijakan public baik secara langsung maupun tidak langsung berdampak padanya.
Sikap kritis ini bisa ditumbuhkan. Selain itu penting juga bagi komunitas tercerahkan secara hokum. Bahwa aktvitas mereka itu legal dan dijamin undang-undang. Ketiga pembicara di atas akan membagi metode, share pengalaman mengadvokasi kebijakan public, dan mengelola komunitas.



Waktu: Jumat, 29 Mei 2012. 19.00
Tempat: Grobak A(r)t Kos [GAK] Stonen Nomor 29 Gajahmungkur, Semarang
Acara: Semarang Sebuah Cerita oleh Houtskools dalam 

Houtskools, salah satu pegiat seni music yang aktif di ranah mediasi cukup aktif akhir-akhir ini. Hysteria mengundang mereka untuk memberikan paparan mengenai siapa sih mereka dan ke depan ingin bagaimana lalu kemungkinan apa saja yang bisa digali kelak.

Waktu: Kamis, 31 Mei 2012. 19.00
Tempat: Kampung Tugurejo, Tugu, Semarang
Acara: Gerobak Keliling
Judul:  sesuai kebutuhan masyarakat

Desa Tugurejo, desa dimana situs watu tugu berdiri tegak menjadi pilihan pertama kami untuk menggelar program Gerobak Keliling. Ini juga upaya menjaga silaturahmi yangpernah terbangun sejak 2011. Jenis film yang diputar akan menyesuaikan kebutuhan.