Kamis, 20 Januari 2011

bedah buku teater oleh Afrizal Malna

“Buku ini penting. Saya dapat menarik kesimpulan bahwa Afrizal termasuk pengamat kegiatan teater dan sastra kontemporer di Indonesia yang paling lihai. Dengan matanya yang tajam, separuh mata seniman, separuh mata sosiolog, dia bisa melihat banyak hal yang gampang luput dari pemandangan orang lain.Bagi Afrizal, teater tidak bisa berdiri sendiri: para pemain sudah memiliki pengalaman pribadi di luar maupun di dalam ruang pentas. Tubuhnya pun sudah dibentuk lewat pengalaman sosial dan sulit sekali menyembunyikan pola-pola gerak badan yang sudah lama terdidik” -Michael H. Bodden

“Membaca buku Afrizal ini saya bahkan merasa tidak hanya menghadapi suatu antologi saja, melainkan sebuah kamus atau ensiklopedi di mana kita bisa mencari dan mendapatkan sekian banyak informasi yang berguna. Namun, informasi di sini bukan informasi biasa saja yang bersifat menjelaskan mengenai kenyataan teater kontemporer Indonesia, melainkan informasi mengenai bagaimana, di bawah tema apa, kita bisa memandang dan memahami teater. Di sini “teater kedua” dari Afrizal masuk, yaitu teater nyata, yang disaksikannya, seperti yang terjadi dalam renungannya” -Marianne Koenig

Tidak ada komentar:

Posting Komentar