Sabtu, 25 Agustus 2012
semarang sebuah cerita #4
Semarang sebuah Cerita adalah program rutin yang diselenggarakan oleh Lembaga Hysteria untuk memberi kesempatan pada komunitas, institusi, lembaga, yang ada di Semarang. Mereka akan memberikan presentasi mulai dari latar belakang, tujuan, program, kiat-kiat, hingga ukuran kemajuan mereka dalam bekerja dan berjejaring.
Program ini didesain sebulan sekali dan terbuka untuk umum. Harapan program ini yakni terciptanya forum yang komunikatif antar stake holder yang ada di Semarang.
Jumat, 10 Agustus 2012
AGENDA AGUSTUS
AGENDA BERSANGKUT PAUT HYSTERIA BULAN AGUSTUS
Agenda Pemutaran Serempak
12 Agustus
Kampung Halaman dan Hysteria mempersembahkan
----Jalan Remaja---
Bioskop Remaja "Made In Indonesia"
dalam rangka merefleksi Hari Remaja Internasional 12 Agustus 2012.
pemutaran film dilakukan secara serentak di Semarang.
dapat disaksikan di :
1. Stove Syndicate jalan. Ngesrep Timur V/27 LT.2
2. Joss coffee culture Jalan Veteran 28B Semarang.
3. Gahwa cafe Jalan Jatisari No.2 Tembalang
4. Kopikita cafe Ruko PSIS A-2 Ketileng
5. Deoholic cafe Jalan Peleburan Barat 38 A
6. Hans kopi Jalan Kusuma Wardani Pleburan
7. Serasi coffee Jalan Abdurahman Saleh Manyaran
8. Green Black Cafe Jalan kol HR Hadijanto Banaran Gunungpati
Semarang
9. EB coffee Jalan Pamularsih Raya No 26 Semarang
10. K.A.G Mijen perumahan Mijen Permai RW VII Mijen
untuk info lebih lanjut silakan hubungi
085640363976
08567562088
silakan datang dan berbagi di jalan Remaja
25 agustus,19.30
showcase Gerobak Bioskop di Jaringan Rumah Usaha*
26 agustus, 19.30
Semarang Sebuah Cerita# 4 menghadirkan HALO SEMARANG, sebuah portal berita on line di Semarang. Acara bertempat di Grobak A(r)t Kos, Jalan Stonen no 29 Bendan Ngisor Semarang
27 agustus, 19.30
Pemutaran film dengan Teater Asa, di kampus IAIN Walisongo
silakan follow @grobakhysteria untuk mendapat update program kami
Kamis, 09 Agustus 2012
Tubuh Sosial Schlinder
pada hakikatnya manusia merupakan bagian dari makrokosmos. termasuk di dalamnya aturan dan seperangkat nilai yang kelak menentukan bagaimana diri akan dimaknai dan dinamai. makrokosmos itu bisa berarti juga sistem. tidak hanya sistem dalam lingkup kecil keluarga misalnya, tetapi juga melampaui batas-batas individu dan bahkan melampaui negara. apa yang kita lakukan hari ini sudah pasti akan berdampak pada esok hari. sekecil apapun itu. tetapi seringkali karena perspektif yang terbatas terkadang individu lupa dengan makrokosmos tersebut. seperti misalnya kalau kita memberi permakluman diri dengan membuang sampah sembarangan. kita sering mafhum dengan kesalahan-kesalahan kecil semacam ini. akan menjadi lain ketika kesalahan-kesalahan kecil ini terakumulasi. hasilnya tentu saja 'lama-lama menjadi bukit'. sebaliknya jika kita selalu menempatkan diri pada perspektif yang lebih luas, tentu saja tindakan-tindakan kita akan selalu dipenuhi pertimbangan-pertimbangan beresiko ke depan. barangkali kita bisa lebih hati-hati atau malah sebaliknya: melakukan kesalahan dengan sadar. kesalahan yang sadar itupun ketika memakai teori relativitas tentu saja penilaian 'salah' tersebut akan disebut sebagai kebenaran yang lain. karena salah bagimu belum tentu benar bagiku. dan keduanya menjaid sesuatu yang sangat relatif dan saling menggeser.
berdasar kebenaran yang lain itulah mungkin kenapa NAZI di bawah pimpinan Adolf Hitler melakukan pemusnahan etnis secara sistematis. karena bagi kalangan NAZI orang Yahudi tidak ubahnya penyakit lepra yang harus segera dimusnaahkan. dalam kitab Mein Kampf Hitler merumuskan teori Darwinian perihal survival the fittest dan teori evolusi.
bahwa ternyata alampun hanya membiarkan makhluk ras unggul yang bertahan. kecacatan adalah salah bawaan dan harus segera dibasmi karena menyalahi fitrah alam! sebagaimana sekain abad lampau orang-orang kulit putih menganggap orang-orang kulit hitam sebagai kelas rendah. karena mereka menganggap orang berkulit hitam adalah keturunan Ham yang terkutuk.
jika kita meyakini pendapat di atas tentu saja bencana kemanusiaan yang mengerikan akan terus terjadi. kebenaran yang satu akan menegasi kebenaran yang lain. yang ada akhirnya adalah dominasi yang satu atas yang lain dan demikianlah seterusnya. kembali ke bagian mikrokosmos sebagai bagian dari mikrokosmos dan bahwa tindakan individu bagaimanapun juga berdampak sosial saya teringat salah satu adegan dalam film schlinder List. film yang digarap Steven Spielberg ini bercerita tentang kekejaman NAZI pada masa perang dunia ke dua. ceritanya berkisar kehidupan Schlinder dengan ajudan Yahudinya, Itzak Stern. mereka berdua telah menyematkan ribuan orang Yahudi dari kamp konsentrasi NAZI. bisa jadi motif ekonomi bisa jadi motif kemanusiaan. yang jelas pada saat itu tenaga kerja Yahudi adalah tenaga kerja yang berharga rendah. dan itu sangat potensial untuk dmanfaatkan. di sisi lain kewajiban kaum Yahudi untuk mendapatkan surat kontrak kerja menjadi sesuatu yang tidak bisa dipungkiri atau mereka akan bernasib buruk.
terlepas dari berbagai komentar mengenai film ini dan keberpihakan sang sutradara, saya teringat salah satu adegan yang menarik. yakni ketika Schlinder ulang tahun. ia mengadakan pesta dengan mengundang banyak kolega. dari semua gadis yang datang semua diciumnya penuh kemesraan. dan enaknya rata-rata cantik-cantik. konon Schlinder diyakini cukup perhatian terhadap para pekerja Yahudinya. sampai akhirnya ada dua gadis yahudi pekerja ikut serta mengucapkan ulang tahun padanya. dan Schlinder mencium keduanya layaknya ia mencium gadir ras Arya lainnya. apa yang terjadi? Schlinder dimasukkan penjara 'hanya' gara-gara mencium kaum Yahudi.
sebagaimana kita pahami bahwasanya berciuman merupakan hal yag teramat personal dan siapapun punya hak. dan Schlinder? ya ia punya hak sebagai individu, tetapi dalam konteks ini entah dia sadari atau tidak ciuman yang dilakukannya bisa sangat bermakna politis. itu artinya tubuh Schlinder tidak lagi bebas mengungkapkan dirinya seorang. tubuh Schlinder adalah tubuh ras Arya yang telah dicuci otaknya oelh Mein Fuhrer. dan tubuh Arya seharusnya mempunyaai kesadaran ras tinggi bukan menjatuhkan diri pada kelas rendah yang kelak akan musnah oleh seleksi alam. bisa dipahami kemudian tubuh Schlinder sebagai mikrokosmos akhirnya mengungkap makrokosmos nilai yang eksis. tindakan personal ini bisa mempengaruhi stabilitas mengingat Schlinder termasuk orang penting saat itu.
maka dari itu tubuh Schlinder harus disadarkan dengan cara disiplinkan. dan penjara adalah tempat yang pas baginya. meskipun kemudia Schlinder tidak mengalami pemenjaraan yang lama yang jelas bukan itu poinnya. di sinilah letak ketertarikan saya pada film ini. Schlinder List selain berfungsi sebagai ingatan buruk kekejaman manusia atas nama ras telah membuktikan tesis bahwa manusia memang tidak sepenuhnya independen dan bebas nilai. bagaimanapun juga sekecil apapun tindakan kita akan mempengaruhi lingkaran sosial kita berada baik pada masa sekarang dan yang akan datang.
maka dari itu tubuh Schlinder harus disadarkan dengan cara disiplinkan. dan penjara adalah tempat yang pas baginya. meskipun kemudia Schlinder tidak mengalami pemenjaraan yang lama yang jelas bukan itu poinnya. di sinilah letak ketertarikan saya pada film ini. Schlinder List selain berfungsi sebagai ingatan buruk kekejaman manusia atas nama ras telah membuktikan tesis bahwa manusia memang tidak sepenuhnya independen dan bebas nilai. bagaimanapun juga sekecil apapun tindakan kita akan mempengaruhi lingkaran sosial kita berada baik pada masa sekarang dan yang akan datang.
Rabu, 08 Agustus 2012
Kegamangan Nolan Mengobjektifikasi Simbol
(tulisan pertama untuk The Dark Knight Rises)
Entah kenapa saya kecewa dengan ending yang dilakukan Nolan pada The Dark Knight Rises (TDKR). Di film itu diceritakan bahwa Wayne masih hidup padahal terkena ledakan bom atom. Sebagian teman saya menafsir sosok Wayne yang hidup di akhir cerita adalah halusinasi Alfred. Tetapi jika kita mengacu pada teori naratologi, tentang siapakah pencerita dalam film ini. Jelas itu bukan halusinasi Alfred, kecuali jika kita mau membebaskan tafsir dan melepaskan diri dari sosok siapakah yang becerita. Sepanjang film ini berlangsung, memang banyak narrator. Namun yang paling dominan adalah Nolan. Memang terbuka kemungkinan bahwa Alfred menjadi narrator dalam ending Batman, namun kalau mengacu pada dominasi Nolan sebagai pencerita agaknya kita harus bersepakat bahwa Alfred tidak sedang berhalusinasi.
Ada banyak cara untuk mencari narrator atau pencerita, salah satunya dengan melakukan analisis sekuen atau babak. Pada beberapa sekuen memang Alfred, sipir penjara Pena Dura, Karibia, menjadi narator.Narasi-narasi dari perspektif tokoh ini mewarnai kisah ini. Narasi Alfred tentang impian dia mengenai masa depan Bruce Wayne, narasi sipir penjara mengenai masa lalu Bane, dan lain-lain. Hanya saja narrator kecil ini sama sekali tidak mendominasi keseluruhan cerita dalam TDKR. Beberapa penonton yang saya temui berasumsi Wayne masih hidup karena telah mempunyai sejarah momen ini pernah dikisahkan oleh Alfred. Bisa saja demikian, namun demi melihat keseluruhan cerita, argumen ini lemah sekali.
Dalam teori naratologi yang mengacu pada Gerrard Genette, salah satu bahasan penting adalah modus (sudut pandang) yakni dari perspektif manakah kisah diceritakan. Genette membagi modus ini menjadi fokalisasi (posisi pemandang) dan jarak. Untuk menentukan posisi pemandang tentu hanya fokalisasi saja yang saya bahas. Fokalisasi dibagi menjadi tiga, pertama fokalisasi nol, pencerita berada di luar cerita dan serba tahu. Kedua fokalisasi internal, yakni posisi pemandang berada dalam dalam struktur cerita. Jenis pemandang internal ini pun dibagi menjadi tiga, fixed (tunggal), variable (ganda) dan multiple (jamak). Tunggal jika posisi pemandang adalah satu tokoh saja, ganda jika cerita dituturkan secara bergantian, dan jamak jika banyak tokoh yang terlibat mempunyai asumsi dan cerita masing-masing. Fokalisasi terakhir yakni fokalisasi eksternal yakni memposisikan narrator seperti pembaca. Ia sama tidak tahunya dengan pembaca, biasanya lebih sering digunakan dalam cerita-cerita detektif. Lebih lanjut lagi meski narrator diketahui belum tentu juru ceritanya (siapa yang menceritakan) secara otomatis diketahui. Tapi analisis ini hanya akan membatasi jenis narrator apakah yang digunakan Nolan dalam TDKR.
Berdasar analisis satuan cerita dalam TDKR jelas yang mendominasi adalah fokalisasi ekternal. Dalam besutan film-film sebelumnya semacam Batman Begins, Dark Knight, fokalisasi eskternal inilah yang mendominasi. Gaya cerita Nolan mengingatkan pada cerita-cerita misteri. Ini membuat film ini mempesona tidak hanya karena kaya akan pendalaman aspek psikologi, tetapi juga kejutan-kejutan karena misteri yang ditawarkan.
Kembali pada gaya bertutur Nolan, kalau mengacu pada keseluruhan cerita dan mempertimbangkan dominasi fokalisasi eksternal daripada suara Alfred dengan tegas bisa dikatakan: Bruce Wayne hidup! Sebenarnyapun pada babak sebelumnya ada fokalisasi eksternal yang mendahului Alfred sebelum bertutur. Ada petunjuk bahwa fantasi Alfred itu dikisahkan pada Wayne. Pada adegan terakhir tidak ada petunjuk itu. Tidak ada petunjuk yang mengarahkan bahwa adegan terakhir itu halusinasi Alfred.
Temuan inilah yang justru membuat saya kecewa. Logikanya tidak mungkin orang dengan sedekat itu dengan sumber ledakan bom atom bisa selamat dan sehat bugar. Kalaupun The Bat, dirancang autopilot bukankah sudah diutarakan bahwa autopilotnya tidak berfungsi? Okelah kita anggap keajaiban Bruce Wayne selamat dari bom itu dengan cara-cara yang paling masuk tidak akal sekalipun. Tetapi tidak perlulah menerang-nerangkan lewat babak terakhir dia makan bersama Selena Kyle. Oke bolehlah ia makan dengan Selena Kyle, tapi tidak perlulah diterang-terangkan dengan posisi Wayne yang menghadap kamera dan bersulang seperti mengolok-olok penonton: Hey inilah Hollywood Bung, semua harapan ditampung, publik lebih suka tokoh utama hidup!
Kematian yang Indah
Tapi Nolan lupa, dia telah mengingkari ucapan tokohnya sendiri: topeng ini hanya simbol. Seperti halnya Bane yang percaya bahwa “Tidak ada yang peduli padaku hingga aku memakai topeng ini”. Keduanya adalah orang-orang yang percaya simbol untuk itu Batman sebagaimana simbol-simbol yang lain harus abadi. Ide itu abadi. Batman sebagai sebuah ide bisa abadi justru karena kematian Wayne tapi tidak Batman. Kematian Wayne adalah pengorbanan lumrah seorang martir.
Ada ucapan salah seorang penyair perempuan Indonesia mengenai makna sebuah kepahlawanan. Baginya pahlawan adalah orang-orang kalah namun tak pernah menyerah. Ya, Wayne tidak pernah menyerah. Ia akan menjadi inspirasi jika ceritanya demikian. Dalam kisah hidup para santo dan martir penderitaan adalah jalan manis menuju tuhan. Tidak kurang-kurang pula orang-orang yang mati demi ide mereka dan tidak ada yang mengatakan kematiannya sia-sia. Kematian Gold Roger dalam one piece sekalipun yang bagi pihak pemerintah dianggap kemenangan justru menjadi pendorong para bajak laut lain untuk memasuki era bajak laut. Konon Gold Roger mempunyai harta berharga yang dibawanya hingga mati. Semua bajak laut lalu berlomba-lomba mencari one piece! Peta bajak laut dengan demikian berubah drastis setelah era Gold Roger. Begitu pula kematian pemicu revolusi Arab, Mohammed Bouazizi, seorang pedagang sayuran yang tidak kuat dalam penindasan Presiden Tunisia Zine El Abidine Ben Ali selama 23 tahun.
Kematian yang indah, tidak perlu ditangisi justru itu kematiannya melahirkan banyak hal dalam benak penonton. Kematian Wayne justru akan menguatkan posisi simbolis Batman. Pahlawan kegelapan itu akan hidup terang bederang dan menyala-nyala dalam dada penonton. Wayne boleh mati, tetapi Batman tidak. Sayang sekali Nolan, entah mengapa tidak berani mengambil resiko ini. (Adin)
NB: di akhir cerita diceritakan bahwa Wayne telah memperbaiki autopilotnya entah kapan. Mempertegas status hidupnya.
Langganan:
Postingan (Atom)