Minggu, 27 November 2011

FESTIVAL HUJAN


SEKLUMIT GAGASAN FESTIFAL HUJAN BULAN DESEMBER 2011
Hujan di Musim Sungsang

Oleh: Ki Slamet Gundono


Hujan Dalam Alqur'an : "Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya; maka, apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira" (Al Qur'an, 30:48)

Sebuah ekspresi seni adalah respon Cultural dari kehidupan yg kita jalani, baik bersifat individual maupun social, ini terlihat munculnya kesenian spirit gagasannya dari sikap Relegiusitas, Social, Politik dan pembacaan pada alam.

Termasuk sikap kebudayaan kita pada sirkulasi musim, ini ditandai dengan munculnya kesenian yg gagasannya responsive pada musim, misal di Kota Amsterdam ketika musim salju datang , Sungai-sungai kota mengeras jadi es, saat itulah bertebaran festival kesenian Music, Dance dan Teater ,Instalasi , memanfaatkan musim es salju sebagai panggung kesenian.

Di Pulau Jawa dua yaitu musim kemarau dan penghujan juga di jadikan moment ajang kesenian. Di kebudayaan jawa musim kemarau menjadi tanda bertebaran munculnya kegiatan kesenian tradisi maupun kontemporer..kita bisa lihat hampir seluruh kesenian rakyat di gelar di musim kemarau.

Sintren doa meminta hujan saat kemarau panjang. Tayub.,Lengger , ekspresi masyarakat petani memahami kesuburan di musim panen. Bersih desa atau Merti dusun dengan pentas Wayang yang mencerminkan sikap masyarakat panjatkan rasa syukur pada Tuhan karena musim berjalan semestinya membuat tanah di desa menjadi penuh berkah dan subur.

Ritual Ngarot di Indramayu , sekelompok petani muda dan mudi memasuki musim tanam dengan di beri tanda sebuah pacul untuk awal mengolah sawah.

Di Kesenian Kontemporer festival ,seperti SIEM, SIPA, FSS,Java Jass Festival dll, cenderung di gelar di musim kemarau dan menghindari musim hujan.

Ini membuktikan pesta seni di jawa dan di Indonesia lebih banyak dilakukan di musim kemarau , sdikit sekali Seni yg muncul di musim hujan..ini wajar karena musim kemarau dan musim hujan dulu di jaman Agraris setiap tahun ajeg sirkulasinya . Setiap orang bisa kerja tuk cari nafkah di musim kemarau dan penghujan sdikit penurunan aktifitas.

Namun sekarang ketika musim di seluruh dunia berubah tak beraturan, tak harmonis , apakah yakin kesenian tetap bertahan seperti dulu saat musim-musim masih harmonis?.

Lihat.. dua musim itu di wilayah tropis saling meloncat pergantianya semakin sukar untuk di prediksi. Di sebagaian besar kalangan masyarakat petani sudah frustasi menggunakan musim untuk menghitung awal tanam atau masa panen.

Keadaan musim seperti ini, mau tak mau memicu kedepan lahir sikap kebudayaan pada musim berubah di seluruh dunia, sebagai konsekwensi logis manusia merespon perubahan alam.

Festval Hujan 2011 berangkat dari gagasan bahwa Hujan itu sendiri adalah Ruang,Waktu, Peristiwa ,terlihat jejak prilaku kebudayaan manusia disana .

Disisi lain curah hujan yg tinggi yg tak di imbangi pertumbuhan pembangunan tempat tinggal manusia yg terencana acap kali menjadi bencana, maka desa dan kota hancur. Kita selalu menjadi korban pasif dari kerusakan alam yg kita robek sendiri.

Festival hujan juga ingin melihat apakah ketika di musim hujan badai ,kita cenderung pasif, seperti dulu..Simbok saya melempar beras di atap genteng sambil meneriakan mantra pengusir hujan.. apakah itu masih efektif? atau memang kita harus lebih Progresif memasuki hujan badai dan lebih mengenal dimensi alam yg smakin asing- bergeliat smakin liar.-Sebaiknya Orang-orang tak sembunyi tapi terjaga dengan membuat seni dan budaya , bergeliat membaca hujan , memulai mengenal hujan kembali seperti anak-anak sangat adaptif pada perubahan alam paling dini atau perubahan ekstrim yg akut.

Surakarta, 20 Nopember -2011

JADWAL FESTIVAL HUJAN ,5-28 DESEMBER 2011 DI SURAKARTA :

-Senin, 5 Desember, Pukul 15.00 WIB :

PEMBUKAAN FESTIVAL HUJAN 2011 DI SURAKARTA.

Prapto Surya Dharmo (Ritual Dancer, From Surakarta) Kolaborasi dgn Sahita (Dancer, Surakarta)
Judul "Reog Payung"Dgn di Pasar Gading.
-Jumat, 9 Desember,Pukul 15.30 WIB :
Nungki Nur Cahyani (Dancer , Jogjakarta)..di Desa Kampung Sewu.
-Minggu, 11 Desember, Pukul 15.00 WIB :
Mugiono Kasido (Dancer, Surakarta) , Judul " Nyungsung Udan" di Joyosuran.
-Jumat, 16 Desember, Pukul 15.00 WIB :
Citra Pratiwi (Teater,Jogjakarta)..di Kampung Sewu.
-Sabtu, 17 Desember , Pukul 15.00 WIB :
Jen Shyu ,(Singer and Dancer, Newyork) di Kampung Sewu.
- Sabtu,17 Desember , pagi-malam :
Yuni Bening, Judul " instalasi bermain Hujan " ,di Kampung Sewu.
-Rabu ,21 Desember , Pukul 15.00 WIB :
Estefania (Dancer,Venesvella ,di depan Stasiun Jebres
-Jumat,23 Desember,Pukul 15.00 WIB :
Afrizal Malna (penulis ) and Fitri (Dancer) Judul ,"Ikan dari langit" ,di Kampung Sewu
-Senin , 26 Desember, Pukul 19.30 WIB :
Ki Slamet Gundono (Dalang, Surakarta )Judul "Blues Mantra Hujan tuk Si Mbok" di Kampung Sewu.
-Selasa, 27 Desember, Pukul 19.30 WIB :
Elisabeth D Inandiak 9 Penulis, Perancis ),Mutar Film " Hujan dan Merapi " diskusi, Di Kampung Sewu.

- Rabu, 28 Desember, Pukul 19.30 WIB.
PENUTUPAN FESTIVAL HUJAN 2011 DI SURAKARTA
Ki Warseno Slenk ( Dalang,Surakarta ), Judul "'Mensyukuri Air Hujan" Di Kampung Sewu

CATATAN :

-UNTUK KLOmPOK HYSTERIA-SEMARANG, TGL DAN TEMPAT MENYUSUL
Koordinator Acara di Kampung Sewu dan Joyosuran :
Asep, Noko, Make, Slamet Gundono.
Kontak :

SILAHKAN NGE AD KE ACOUNT : Hujan Fest Atau lihat di acount fb : Slamet Gundono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar