Sabtu, 05 Mei 2012

AGENDA MEI UNTUK PELANGGAN GROBAK




Screening Ampe Mampus bulan Mei “KOREAN WAVE”
Hysteria memutar 4 film korea tiap hari Jumat (4, 11, 18, 25) . Film ini dipilih berdasar kesepakatan forum yang ingin mengenal korea dari sisi perkembangan  filmnya secara sepintas.

Lokakarya Nyah-Nyoh
Program ini akan dijalankan selama 3 minggu berturut-turut (13, 20, 27) dengan berbagai pembicara. Nyah-nyoh, sebuah konsep jawa tentang sifat murah hati sebagai semangat saling berbagi menjadi andalan lokakarya yang semoga bermanfaat (terutama) untuk para pelaku komunitas.
Peserta lokakarya ini dibatasi maksimal 12 orang supaya hasilnya maksimal. Segera daftarkan diri Anda jangan lupa sertakan biodata singkat dan motivasi mengikuti lokakarya ini. akan lebih baik lagi jika Anda mempunyai komunitas atau hendak membuat komunitas. Peserta akan dipungut biaya sebesar Rp. 10.000,- untuk beli snack, makan siang, materi, dan teh istimewa.

Semarang Sebuah Cerita
Memberi kesempatan bagi para pelaku seni di Semarang untuk mempresentasikan gagasan, gerakan, maupun modus mereka dalam berkesenian. Ini forum bebas dengan tujuan selain apresiasi kegiatan juga memberikan masukan wacana pada kelompok atau komunitas bersangkutan supaya terjadi pengayaan wacana pada perspektif yang berbeda.
Acara ini diusung setiap sebulan sekali dengan narasumber yang berbeda-beda. Output kegiatan ini salah satunya adalah tulisan dan video dokumentasi para narasumber yang diundang untuk dishare dalam jaringan kami.

Gerobak Keliling
Gerobak Bioskop punya program baru, Gerobak Keliling. Dengam membawa instalasi gerobak kemana-mana, Hysteria didukung ruang rupa akan memberikan tontonan murah dan gratis di tempat-tempat berbeda. Pemutaran filmnya pun disesuaikan dengan kebutuhan penonton atau masyarakat tempat diadakannya pemutaran film.
Program ini diadakan sebulan sekali dan berpindah-pindah, sementara kami mempunyai 6 tujuan yang berbeda. Tetapi tidak menutup kemungkinan usulan program pemutaran untuk kami di tempat para Pelanggan Grobak (begitu kami menyebut insan yang menjadi sahabat kami)

Mutual Friend
Mutual Friend diartikan sebagai teman yang sama (dalam ide maupun visi), atau juga bisadartikan sebagai teman yang saling menguntungkan. Program kerjasamanya di luar agenda kerja kami. Biasanya dilakukan kedua belah pihak atau lebih dan ditanggung bersama-sama dengan porsi sesuai kesepakatan.





Waktu: Minggu, 13 Mei 2012. 19.00
Tempat: Grobak A(r)t Kos [GAK] Stonen Nomor 29 Gajahmungkur, Semarang
Acara: Petik Puitika #4 dan Ultah Lacikata
Penyair: Desta Ayu Wulandari dan Devi Maya
Jenis Program: Mutual Friend

Petik Puitika memasuki putaran ke 4 mengundang para penyair pemula untuk diapresiasi bersama. Dalam acara ini Lacikata sebagai pihak penyelenggara juga merayakan ulang tahun pertama mereka.

Waktu: Selasa, 15 Mei 2012. 19.00
Tempat: Grobak A(r)t Kos [GAK] Stonen Nomor 29 Gajahmungkur, Semarang
Acara: Bedah Buku Puisi Ragil S, penyair Malang oleh Rumah Diksi
Penyair: Ragil Sukriwul, teman-teman Rumah Diksi
Jenis Program: Mutual Friend
Ragil Sukriwul akan meluncurkan bukunya Avontur, penyair Malang yang telah melanglang ke kota-kota ini akan bertandang ke Semarang dengan membawa oleh-oleh sajak yang apik. Rumah Diksi yang diinisiasi Setia Naka Andrian akan melakukan pembedahan antologi puisi ini secara hati-hari




Waktu : Rabu, 16 Mei 2012. 12.30 – 17.00 WIB
Tempat: Parkir Lantai 1 Kampus Fakultas Hukum Unisbank  Jl. Tri Lomba Juang No. 01 Semarang
Acara: Tajam ke Bawah Tumpul ke Atas
Jenis Program: Mutual Friend


Adalah acara yang digagas antara  Himpunan Mahasiswa Program Studi Hukum Unisbank , Hysteria, BEM Fakultas Hukum Unisbank, dengan melibatkan Teater EMKA, Teater ASA, Teater Cabang, aliansi petani, nelayan, pedagang kaki lima, budayawan, dll dengan  menyelenggarakan Panggung Rakyat di kampus Unisbank.
Ide dasarnya dilatarbelakangi oleh:

Bagi rakyat miskin, keadilan mungkin adalah impian yang sulit untuk diwujudkan. Asas persamaan didepan hukum (equality before the law) dengan tidak memandang status sosial hanyalah sekedar hiasan kata kata. Ibarat pisau, hukum hanya tajam ke bawah tapi tumpul ke atas. Begitulah jika kita melihat kondisi hukum saat ini, bagi rakyat miskin hukum cepet sekali bertindak, sedangkan bagi kamu pejabat atau kaum borjuis, hukum hanya alat yg bisa dipermainkan untuk mendapatkan keuntungan pribadinya.

Ketimpangan hukum yang terjadi saat ini adalah cermin bagaimana hukum seperti layaknya pisau, tajam ke bawah tapi tumpul ke atas. Lihat saja bagaimana hukum memperlakukan rakyat miskin dengan kaum pejabat dan borjuis,tentunya bisa ditebak, rakyat miskinlah yang selalu di korbankan. Secara de facto, kita juga dipertontonkan oleh penggusuran ataupun penertiban oleh masyarakat miskin perkotaan (PKL,Pengemis,Anak Jalanan) yang dianggap “mengotori” jalan-jalan protokol dan dianggap melanggar Perda. Hal yang sama juga terjadi terhadap buruh,nelayan ataupun petani yang tersingkir karena pemilik modal yang menguasai aset aset penghidupannya. Selain itu kita masih diingatkan adanya kasus kasus hukum yang menjerat kaum proletar, mulai dari Nek Minah yang dihukum karena mecuri buah kakau, Manisih yang diputus bersalah mencuri buah kapuk randu, hingga AAL yg mendapatkan kekerasan karena mencuri sendal jepit milik anggota kepolisian.


Bagaimanapun pencurian adalah hal yang tidak dibenarkan secara hukum, namun yang menarik dari kasus kasus-kasus tersebut latar belakang tindak pidana itu dan juga proses bekerjanya hukum yang sangat cepat sekali jika hukum itu berhadapan dengan masyarakat miskin. Sangat jauh berbeda jika hukum itu berhadapan dengan pejabat ataupun kaum borjuis. Hukum hanya menjadi alat permainan mereka, lihat saja tren pembebasan koruptor oleh pengadilan tindak pidana korupsi saat ini. Menurut data ICW hingga Februari 2012, setidaknya ada 59 terdakwa kasus korupsi yang divonis bebas/lepas di pengadilan TIPIKOR. Tidak hanya pada putusan bebas terhadap koruptor, seringkali pejabat berlindung dari tameng hukum dengan adanya mekanisme ijin pemeriksaan dari Presiden. Dengan demikian hal ini seringkali menyulitkan aparat hukum untuk menyeret pejabat ke penjara.



Tidak hanya pada proses bekerjanya hukum,peraturan hukumnyapun telah membatasi hak akses masyarakat miskin terhadap keadilan. Lihat saja, UU no 16 Tahun 2011 tentang bantuan hukum, pendekatan ekonomi yang diperuntukan bagi penerima bantuan hukum menyebabkan suku pedalaman, anak terlantar dan gelandangan terancam tidak mendapatkan akses bantuan hukum. Begitu juga dengan UU No 4 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air yang mengkomersialisasikan  air, sehingga air bukanlah hak publik tetapi menjadi hak privat. Begitu juga dengan sumber daya pesisir dan kelautan, nelayan secara perlahan sudah tersingkir oleh pemodal karena adanya reklamasi atau industrialisasi di wilayah pesisir. Di Semarang fakta membuktikan bahwa 60 persen dari garis panjang pantai kota semarang 36 Km sudah dikuasai oleh pemilik modal.





Waktu: Jumat, 4 Mei 2012. 19.00
Tempat: Grobak A(r)t Kos [GAK] Stonen Nomor 29 Gajahmungkur, Semarang
Jenis Kegiatan: Pemutaran Film
Judul: The Doll Master

Directed by: Jeong Yong-gi
Produced by: Han Man-taek
Written by: Jeong Yong-gi
Cinematography: Jo Cheol-ho
Editing by: Nam Na-yeong
Distributed by: Lotte Cinema Cineclick Asia
Release date(s): July 30, 2004
Running time: 90 min.
CAST:
Im Eun-gyeong
Kim Yu-Mi
Ok Ji-young

Master Doll bersetting 60 tahun lalu di pedesaan selama pendudukan Jepang di Korea. Seorang narator menceritakan kisah seorang pembuat boneka yang jatuh cinta dengan seorang wanita dalam kimono merah. Dia membuat boneka sebagai tanda cintanya. Ia bekerja keras dan wanita itu jatuh cinta juga padanya. Suatu ketika, wanita tersebut ditemukan terbunuh. Semua orang menyalahkan laki-laki pembuat boneka. Ia akhirnya ditangkap dan dibunuh oleh warga di hutan. Boneka yang tidak puas tanpa pembuatnya, duduk di atas kuburan tuannya sepanjang waktu, berkabung kehilangan seolah-olah hidup.
Setting waktu berubah era kekinian. Sekelompok orang asing dari kota telah tiba di museum seni terpencil dengan janji akan membuat boneka yang sama. Kelompok tersebut, ada Hae-mi, pematung, Tae-seong, seorang model laki-laki mencari pekerjaan; Young-ha, seorang wanita yang mengklaim dia berbicara dengan boneka, Demian nya; Jeong-gi, seorang fotografer dan Sun-Yeong, seorang siswa sekolah tinggi. Kelompok ini disambut oleh kurator museum, yang memperkenalkan mereka pada boneka museum, serta seorang pembuat boneka yang lumpuh. Saat membuat boneka milik Young-ha  tiba-tiba kepalanya terpisah dari tubuhnya, itu menjadi awal tragedi tragis yang terjadi. Semua petunjuk mengarah ke seorang wanita misterius muda, Mi-na dari desa terdekat yang kebetulan memiliki boneka yang sama dengan Hae Mi dan diketahui dia pernah memiliki seorang anak.



Waktu: Jumat, 11 Mei 2012. 19.00
Tempat: Grobak A(r)t Kos [GAK] Stonen Nomor 29 Gajahmungkur, Semarang
Jenis Kegiatan: Pemutaran Film
Judul: Three Extremes 

Directed by: Fruit Chan, Chan-wook Park, Takashi Miike
Dumplings: Lilian Lee
Cut: Chan-wook Park
Release date(s): August 20, 2004
Running time: 118 minutes

KoreanThree Extremes gabungan film horror yang disutradarai oleh tiga orang yang berbeda dari Jepang, Korea Selatan, dan Cina. Dirilis tahun 2004
Film ini terbagi dari 3 plot:
Dumplings –
Seorang artis tua ingin kembali ke masa mudanya. Dia lalu pergi ke dukun yang katanya bisa mengembalikan masa mudanya. Sampai dia sadar bahwa bahan yang dipakai sang dukun untuk membuat ramuan itu sungguh mengerikan.
Cut –
Seorang sutradara kenamaan dan istrinya diculik oleh seorang psikopat. Sutradara itu kemudian disuruh oleh penculik untuk memainkan permainan sadis. Jika ia gagal maka jari-jari istrinya akan dipotong sau persatu tiap menitnya.
Box –
Seorang gadis lembut bermimipi beberapa kali tentang sebuah kotak yang terkubur dalam salju. Dia juga sedang melakukan pencarian terhadap sudaranya yang hilang. Dari mimpi itulah dia merasa ada hubungan antara mimpi dan kenyataan.



Waktu: Minggu, 13 Mei 2012. 09.00-17.00
Tempat: Grobak A(r)t Kos [GAK] Stonen Nomor 29 Gajahmungkur, Semarang
Jenis Kegiatan: Lokakarya Manajemen Informasi dan Pemanfaatan Social Network untuk Pengembangan Komunitas
Pemateri: Rudy Heryanto, Day Milovich, dan Udje Caraka

Pelatihan Manajemen Informasi
Latar Belakang
Informasi merupakan kebutuhan mutlak dan memiliki peranan yang sangat vital dalam mendukung kegiatan lembaga, baik pada organisasi pemerintah, organisasi non pemerintah (ornop/LSM) dan swasta. Seperti layaknya siklus, selain sebagai kebutuhan segala aktifitas kegiatan organisasi juga menghasilkan informasi yang termuat dalam berbagai bentuk. Informasi tersebut bisa terdapat dalam buku, newsletter, jurnal, berita di media, press release atau terekam dalam keping padat (compact disc). Informasi yang terkumpul dalam berbagai bentuk tersebut perlu dikelola secara sistematis untuk memudahkan temu kembali substansi yang terkandung didalamnya.

Proses mendapatkan, mengelola dan menyebarkan kembali informasi yang dimiliki oleh suatu lembaga baik untuk kepentingan internal maupun masyarakat luas menjadi kegiatan utama dalam sebuah pranata yang lazim disebut perpustakaan. Pengelolaan informasi di perpustakaan bertujuan untuk memudahkan temu kembali atau retrieval jika suatu waktu informasi tersebut dibutuhkan lagi.

Sebagai lembaga sosial, komunitas tidak memiliki sumber daya yang kuat. Tidak seperti perusahaan yang berorientasi profit, komunitas tidak bisa mengandalkan kapital yang besar atau jumlah personil yang banyak. Dengan demikian terkadang keberadaan perpustakaan –yang seringkali dikatakan cost center-- tidak menjadi prioritas, sehingga pengelolaannya diserahkan pada sembarang orang yang mungkin kurang memiliki keterampilan teknis. Sedangkan untuk mendapatkan seorang pengelola profesional dibutuhkan dana yang tidak sedikit.



Tujuan

1. Meningkatkan pengetahuan pengelola informasi untuk melakukan aktifitas pengelolaan informasi berbasis SLiMS (Senayan Library Management System).
2. Memberikan informasi/referensi tentang cara membangun sistem perpustakaan yang baik dan profesional bagi para peserta pelatihan
3. Membantu memudahkan kerja pengelolaan informasi dan semua data yang dimiliki.

Output

1. Terbentuknya organisasi yang menghargai informasi.
2. Komunitas mampu mengelola koleksi informasi yang dimilikinya dengan lebih baik.
3. Komunitas dapat berbagi informasi kepada masyarakat luas.




Materi Pelatihan

1. Pengantar Manajemen Perpustakaan dan Pentingnya Database
2. Instalasi Program SLiMS
3. Input Database, Master File
4. Bibliography dan Manajemen Serial
5. Membership
6. Sirkulasi
7. Backup System dan Reporting

Pemanfaatan Social Media

Akan membahas bagaimana perkembangan social networking di dunia dan di Indonesia dan bagaimana hal ini bisa dimanfaatkan oleh para pelaku komunitas untuk mendukung kegiatan mereka dalam mendistribusikan gagasan dan menebar ide.
Juga akan dibahas perkembangan bisnis yang memanfaatkan media social yang lagi marak belakangan ini.




Waktu: Jumat, 18 Mei 2012. 19.00
Tempat: Grobak A(r)t Kos [GAK] Stonen Nomor 29 Gajahmungkur, Semarang
Jenis Kegiatan: Pemutaran Film
Judul: Sex Is Zero
Starring: Chang Jung Lim, Ji-won Ha, Seong-guk Choi

(Saekjeuk shigong) adalah sebuah film drama komedi buatan Korea Selatan yang dirilis pada tahun 2002, dibintangi oleh Lim Chang-jung, Ha Ji-won, dan Yoo Chae-yeong. Film ini bergaya komedi seperti American Pie, film yang mengeksploitasikan tentang kehidupan anak kuliahan, yang mengarah kepada kejadian-kejadian konyol yang sanggup membuat penonton ketawa. Sex is Zero termasuk film Korea yang
sukses di Asia, betapa tidak, film ini sangat populer karena berhasil mengawinkan unsur komedi, keingintahuan remaja mengenai seksualitas, serta kisah drama remaja yang benar-benar menyentuh.
Eun-Sik, seorang mahasiswa fakultas hukum yang baik hati, namun kerap dituduh mesum karena keluguannya. Eun-Sik yang lama menjomblo, diam-diam menaruh hati kepada Eunhyo, seorang mahasiswi anggota klub tari kampus. Namun Eunhyo jatuh cinta kepada Sangok, mahasiswa tertampan di kampus. Akibat hubungan cintanya, Eunhyo mengandung dari benih Sangok, tapi Sangok menolak bertanggung jawab. Eunhyo akhirnya memanfaatkan Eun-Sik untuk menemaninya ke dokter kandungan untuk melakukan aborsi. Eun-Sik yang mencintai Eunhyo, dengan tulus merawat dan menjaga Eunhyo pasca-aborsi, telah membuat Eunhyo menyadari bahwa cinta tidak harus melakukan seks. Dalam kamus cinta: Sex is Zero.




Waktu: Minggu, 20 Mei 2012. 09.00-17.00
Tempat: Grobak A(r)t Kos [GAK] Stonen Nomor 29 Gajahmungkur, Semarang
Jenis Kegiatan: Lokakarya Jurnalisme Dasar, Manajemen Media, dan Rubrikasi dalam Media
Pemateri: Heri C Santoso, Adhitia Armitrianto, dan Anggoro Suprapto

Landasan:
Sebuah kelompok atau komunitas akan lebih ideal lagi jika mempunyai medianya sendiri. Selain akan melatih kemandirian dalam penyebaran isu, mempunyai media sendiri berarti mempunyai kedaulatan untuk mendefinisikan diri sendiri. Dipandu oleh orang-orang yang berpengalaman di bidangnya lokakarya ini akan cukup berarti bagi yang membutuhkan media kampanyenya sendiri.


Waktu: Jumat, 25 Mei 2012. 19.00
Tempat: Grobak A(r)t Kos [GAK] Stonen Nomor 29 Gajahmungkur, Semarang
Jenis Kegiatan: Pemutaran Film
Judul: Ghost House

Directed by: Kim Sang-Jin
Produced by: Kang Woo-seok
Written by: Jang Hang-joon
Starring: Cha Seung-won, Jang Seo-hee, Jang Hang-seon
Editing by: Son Hee-chang
Keluaran: September 17, 2004
(South Korea)

Pilgi menabung untuk membuat harapan ayahnya terkabul, yakni membeli rumah untuk dirinya. Ketika membeli rumah ternyata rumah itu berhantu dan tidak menginginnkan Pil-gi menembapati rumahnya. Dia tidak menyerah, diundangnya rekan, polisi, hingga pengusir setan itu  ke rumahnya. Tetapi usahanya itu dapat dipatahkan oleh setan.
Dicelakakan setan hingga akhirnya masuk rumah sakit, akhirnya Pil-gi secara tidak sengaja dapat kemampuan untuk melihat setan yang bernama Win-ha. Setelah ngobrol panjang dan saling mengert akhirya mereka bisa saling menerima hingga datanglah serorang investor yang ingin membeli rumah itu untuk dijadikan bekas lahannya sebagai hotel. Win-ha memohon Pil-gi untuk tidakmenjual rumah itu dan Pil-gi beranji memenuhi keinginan Win-ha




Waktu: Minggu, 27 Mei 2012. 09.00-17.00
Tempat: Grobak A(r)t Kos [GAK] Stonen Nomor 29 Gajahmungkur, Semarang
Jenis Kegiatan: Lokakarya Organisasi dan Metode Advokasi Komunitas
Pemateri: Karman (Dosen Unisbank) Erwin Kristianto (LBH Semarang) Ani Kusrini (Ketua Paguyuban PKL Semarang)

Para pemateri akan berbagi pengetahuannya bagaimana berorganisasi, membuat strukur yang dibutuhkan, dan pengalaman mengadvokasi kebijakan public. Komunitas idealnya juga punya aware dengan kebijakan-kebijakan public baik secara langsung maupun tidak langsung berdampak padanya.
Sikap kritis ini bisa ditumbuhkan. Selain itu penting juga bagi komunitas tercerahkan secara hokum. Bahwa aktvitas mereka itu legal dan dijamin undang-undang. Ketiga pembicara di atas akan membagi metode, share pengalaman mengadvokasi kebijakan public, dan mengelola komunitas.



Waktu: Jumat, 29 Mei 2012. 19.00
Tempat: Grobak A(r)t Kos [GAK] Stonen Nomor 29 Gajahmungkur, Semarang
Acara: Semarang Sebuah Cerita oleh Houtskools dalam 

Houtskools, salah satu pegiat seni music yang aktif di ranah mediasi cukup aktif akhir-akhir ini. Hysteria mengundang mereka untuk memberikan paparan mengenai siapa sih mereka dan ke depan ingin bagaimana lalu kemungkinan apa saja yang bisa digali kelak.

Waktu: Kamis, 31 Mei 2012. 19.00
Tempat: Kampung Tugurejo, Tugu, Semarang
Acara: Gerobak Keliling
Judul:  sesuai kebutuhan masyarakat

Desa Tugurejo, desa dimana situs watu tugu berdiri tegak menjadi pilihan pertama kami untuk menggelar program Gerobak Keliling. Ini juga upaya menjaga silaturahmi yangpernah terbangun sejak 2011. Jenis film yang diputar akan menyesuaikan kebutuhan.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar