Minggu, 22 Mei 2016

Mainz



Mainz dari atas benteng
(bagian enam)

Sebuah gedung, kota, bangunan,pun peristiwa dengan sendirinya tak pernah menarik sebelum diisi kisah. Sebelumkita memberinya nama dan makna ia barangkali adalah realitas yang terpisah,berjarak dari kita. Dengan sendirinya ia menjadi asing. Keasingan itu bisa jadimenarik rasa ingin tahu, atau justru malah mengenal karena kita tak punyasejarah dengannya. Namun percayalah, sebuah obyek yang menarik selalu memantiksebuah kisah.
Bertandang ke Mainz, tanpa bekalreferensi sejarah tertentu seperti di hadapkan pada sesuatu yang benar-benarasing. Namun tak tahu kenapa kota ini sungguh menarik perhatianku. Waktu masihtinggal di Russelsheim, Mainz menurutku adalah satu-satunya kota menarik dilintasan Russelsheim-Wiesbaden. Tak heran baru beberapa hari tinggal diRusselsheim aku langsung ingin mengunjungi Mainz. Berbeda dengan Wiesbaden yangkonon lebih disukai kaum manula,Mainz penuh sesak dengan anak muda. AdanyaJohannes Gutenberg Universitat membuat kota ini dipenuhi anak-anak muda. Tiapkali berangkat dari Russelsheim atau perjalanan pulang dari Wiesbaden, selaluada saja anak-anak muda dengan penampilan menarik di kota ini. Jauh sebelummembaca jenis apa kota Mainz, ketertarikanku pada banyaknya anak muda yangturun ke kota ini memantik rasa ingin tahu. Belum lagi lanskap yang bagus saatmelintas di atas Sungai Rhein. Kota yang benar-benar indah.

air mancur di tengah-tengah Scillerplatz menambah adem suasana
Di hari yang cerah entah tanggalberapa akhirnya kuputuskan singgah di kota ini. Aku hanya berjalan-jalan sajadan menemukan gedung-gedung indah bergaya gothic, barok, maupun rococo. Sepertihalnya dengan kota-kota lain di Jerman, sewaktu perang dunia ke dua kota inijuga mengalami rusak parah. Mereka merestorasinya kembali. Hal yang bertolakbelakang dengan keadaan di negeri sendiri, bangunan yang ada ingin segeradihancurkan dan diganti dengan sesuatu yang tak berakar.

taman bunga di Schillerplatz (1)
Keluar dari stasiun aku berjalanlurun mengikuti jalan di depan, sekitar 100 meter belok kiri. Selama beberapamenit tak ada gedung yang menarik, aku bertanya pada orang di mana pusat kota. Ternyataaku menuju arah berlawanan. Tak lama sesudah memutar arah aku temukan sebuahgedung menarik di depannya terdapat taman bunga. Indah sekali karena saat itubunga yang berwarna-warni bermekaran. Saat itu masih musim panas, matahariterbenam lebih lama dan aku leluasa jalan-jalan. Biasanya pukul 21.00 langitbenar-benar gelap.
Tempat pertama yang menarikperhatianku belakangan aku ketahui bernama Schillerplatz. Selain taman bunga ditempat itu juga terdapat air mancur dengan patung miniatur orang-orang didalamnya. Di Schillerplat juga terdapat banyak bangku sehingga kita dudukbersantai menikmati musim panas.
Tak berlama-lama di situ, bersamaseorang kenalan dari Cina aku menuju sebuah gereja bergaya barok. Lama-lama takmengesankan lagi gereja-gereja ini karena di hampir banyak tempat yang akukunjungi interiornya memiliki kemiripan. Namun rupanya aku melewatkan satugereja yang harus dikunjungi, yakni Mainz Chatedral, Mainz Dom atau St MartinKatedral. Ini adalah gereja yang berusia lebih dari 1000 tahun.

taman bunga di Schillerplatz (2)
Sebagaimana tercatat dalamsejarah, Mainz sangat penting pada awal-awal abad pertengahan terutama dalamera Kekaisaran Romawi Suci yang cikal bakalnya sejak Charlemagne (768-814). Ia hampirselalu menjadi wilayah perebutan kerajaan-kerajaan tua. Tak heran sejak eraKerajaan Roma, posisi Mainz sebagai kota benteng cukup strategis. Demikian pulasaat Napoleon Bonaparte mulai mengusai Eropa. Pun Kerajaan Austri dan jugaPrusia mempunyai garnisun yang kuat di wilayah ini. Makanya saat berkelilingaku bertemu dengan banyak sisa benteng namun karena tak mempunyai referensi akuhanya mengambil foto saja.
Selain pemerintahan, kotakelahiran Gutenberg ini juga jadi wilayah penting bagi agama nasrani. Semenjakpemerintahan Charlemagne yang kontroversial karena perang Saxon. Demimengkristenkan dataran Eropa, ia memakai kekerasan. Karena pengaruh kerajaannyayang kuat, Mainz pun ikut menjadi kota penting, juga uskup agung Mainz. Uskupagung di zaman itu, sejak Willigis (975-1011) hingga berakhirnya KerajaanRomawi Suci adalah salah satu dari tujuh pemilih kaisar Jerman. Bisa dibayangkabetapa kuatnya keuskupan di Mainz.
Tak hanya tumbuh kembangnya agamanasrani, bagi orang Yahudi, Mainz juga penting. Di awal-awal millennium pertama,Yahudi berkembang cukup baik. Namun posisinya dari abad ke abad pasang surut.Kadang dilindungi, kadang diusir dan pernah pula dibunuh massal. Misalnya padatahun 1349 sekitar 6000 orang Yahudi dibakar karena dianggap penyebab timbulnyawabah hitam.

aku tak tahu persis ini bangunan apa, tapi kutemukan di kawasan benteng
Ibukota negara bagianRhineland-Palatinate ini juga sempat mendeklarasikan diri sebagai republik saat18 Maret 1793 Kelompok Jakobin Mainz dan 130 kota lainnya melakukan deklarasi.Namun tak bertahan lama karena Kerajaan Prusia tak senang dan mengepung kotahingga 23 Juli di tahun yang sama Jakobin menyerah.
Tak terasa berjalan-jalanseharian waktu sudah cukup sore. Karena kendala hujan aku urung jalan-jalan ditepi sungai Rhein yang indah itu. (Adin)

*tulisan ini akan diposting secara berkala tentang apa-apa yang aku kerjakan selama menjalani residensi di Nassauischer Kuntverein Wiesbaden, Jerman

kompleks benteng Mainz

Tidak ada komentar:

Posting Komentar