Senin, 05 Desember 2011

TEMU PENYAIR MUDA-event sastra 3 tahunan


PENGANTAR

Membaca tanda seyogyanya adalah mampu menangkap fenomena melalui refren yang tersedia, hubungan antara penanda, petanda, dan apa yang merangkainya menjadi sangat sulit dibedakan salah satunya karena arus informasi yang sedemikian banyak telah menjadi salah satu kendala untuk mencerna sesuatu dengan optimal. Berangkat dari ranah sastra (puisi, cerpen, novel, naskah, dll) sebagai karya fiktif yang selalu membawa nilai tanda bagi pembacanya, maka peran tanda (Semiotika) dianggap perlu untuk dibicarakan, sebab semiotik tidak hanya dapat diterapkan pada bahasa, melainkan dapat juga diterapkan pada semua bentuk ungkapan budaya (kultural), melalui perannya tersebut maka penting untuk mengetahui sejauh apa semiotika berfungsi, tidak hanya di dalam ranah kesusastraan sebagai faktor internal tetapi juga kondisi eksternal kesusastraan itu sendiri yakni antara sastra, nilai dan pergerakan.
Dalam skala yang lebih luas, penting untuk diamati adalah bahwa sastra memiliki beberapa piranti yang menandai keberadaannya, selain karya sastra itu sendiri terdapat pula penulis, wadah (buku, penerbit, komunitas, dan lainnya).

Sistem makro yang mengatur arus hubungan dalam karya sastra antara yang satu dengan lainnya jarang sekali dibicarakan sebagai satu kesatuan yang utuh. Hal ini kiranya disebabkan kita selalu terbentur pada persoalan itu-itu saja, yang justru tidak memberikan solusi yang dapat menyadarkan dan menambah daya pemahaman kita pada penyelesaian persoalan.

Dengan adanya diskusi “Membaca Tanda; Dunia Sastra Indonesia” ini diharapkan muncul kesadaran bahwa persoalan kita hari ini lebih kepada kita sendiri, tentang bagaimana kita memahami, mengartikan dan mengambil peran dalam ranah yang digeluti, pembicaraan ini juga berangkat dari ruang kegelisahan penyair muda tentang bagaimana pengaruh, peran, kontribusi, pergesekan dan arus perubahan yang dapat dijangkau dari sebuah ruang, apakah ruang hanya semata-mata wadah, atau apakah?
Persoalan – persoalan diatas yang akan dibahas dan diangkat permasalahannya dalam tajuk Semarang Temu Penyair Muda, akan dihadiri oleh intelektual bangsa dari banyak kalangan.
Kinilah saatnya bagi yang muda untuk bicara (VIVI ANDRIANI)




SEKILAS FESTIVAL SASTRA TIGA TAHUNAN

Temu Penyair Muda merupakan event yang digagas oleh Hysteria bersama Dekase. acara ini bukan mengada begitu saja, melainkan dibentuk dari gagasan yang senantiasa berkembang. Benih dari acara sastra tahunan ini adalah terbitnya zine Hysteria sejak tahun 2004. Lalu disepakatilah tiap tiga tahun sekali Hysteria mengadakan acara sastra termasuk di dalamnya membukukan puisi-puisi yang termuat di zine Hysteria 3 tahun sekali (TRIENNALE SASTRA HYSTERIA). tahun pertama jatuh pada 2008 yang mana acara diberi tajuk Sastra Balik Desa dan diselenggarakan di Gebyok, Gunungpati. pada tahun itu juga hysteria meluncurkan antologi puisi pertamanya ‘Mencari Rumah’ dan mempertemukan puluhan pegiat sastra potensial.
Awalnya acara tahun 2011 ini dimaksudkan sebagai lanjutan Sastra Balik Desa, tetapi karena perkembangan gagasan pengurus yang berbeda membuat acara tahun ini mempunyai tajuk lain; ‘Temu Penyair Muda’. Obrolan untuk membuat sebauh acara sastra tiga tahunan akhirnya membuat Dekase kembali mendukung penuh kegiatan ini. Dekase dan Hysteria bergandengtangan dan bersepaham keadaan, terutama di Semarang menyangkut dunia kesusastraan, haruslah berubah. Untuk itu diharapkan semua pihak untuk berpartisipasi dan menyokong kegiatan ini.
Hysteria masih mencari formula kelak akan bagaimana acara ini berlanjut. Kami masih belajar dan butuh masukan banyak pihak, namun kata kunci dari ruh kegiatan yang kami lakukan adalah anak muda. Triennale Sastra Hysteria ini ke depan akan selalu memberi tempat bagi generasi baru yang senantiasa tumbuh dan berkembang.

dan berikut ini adala nama-nama penyair yang terhimpun dalam antologi BERTERNAK PENYAIR yang diterbitkan oleh frame publishing bekerjasama dengan Dekase dan Hysteria

JADWAL KEGIATAN
MEMBACA TANDA; DUNIA SASTRA INDONESIA
(Semarang, 16-17 Desember 2011)

Jumat 16/12/11 (TBRS)
08.00-16.00 Pendaftaraan ulang peserta-TBRS
13.00--13.30 Pembukaan dan Sambutan
13.30--15.00 Selebrasi penyambutan, Macapat, Molek Tari Eksperimental, Musikalisasi Puisi, Perkusi- TBRS
15.00--18.00 Launching & Diskusi Antologi
- Saroni Asikin*
- Gunawan Budi Susanto
- Heri C.S (Moderator)*
18.00-19.00-ke pusdiklat
19.30-21.30-Pembacaan Puisi Antologi“ BETERNAK PENYAIR” - Penyair Antologi
22.00--23.00-Screening

Sabtu
17/12/2011 (AULA PUSDIKLAT)
08.30-11.00-Diskusi dan Workshop:“PERAN SEMIOTIKA DALAM TUBUH”-Diskusi dan Workshop : “ RUANG KEGELISAHAN PENYAIR MUDA”
- Afrizal Malna
- Purwono Nugroho Adi (Moderator)
- Wardjito Soeharso
- R. Timur Budi Raja
- Musyafak Timur Banua (moderator)

13-19.00-Observasi
- Kota lama
- Lawang Sewu
- Masjid Agung Jawa Tengah

22.00- Malam Apresiasi (Stonen 29)
- Laboratorium Film dan Teater Umar Ismail
- Musikalisasi
- Penulismuda.com
- PENUTUPAN

3 komentar:

  1. apakah acara ini acara umum?
    htm nya berapa?

    BalasHapus
  2. SESUNGGUHNYA INGIN SEKALI SAYA YANG MASIH TERGOLONG MUDA INI IKUT BERGELIAT DALAM KEGIATAN INI, APAKAH SUDAH TERLAMBAT? 085731803357

    BalasHapus
  3. Filesky Files Filesky Files DOA - PUISI KARYA CHAIRIL ANWAR http://www.youtube.com/watch?v=5i8Uw0-UMJA&feature=mfu_in_order&list=UL

    BalasHapus