Oleh: Adin
pada hakikatnya manusia merupakan bagian dari makrokosmos. termasuk di dalamnya aturan dan seperangkat nilai yang kelak menentukan bagaimana diri akan dimaknai dan dinamai. makrokosmos itu bisa berarti juga sistem. tidak hanya sistem dalam lingkup kecil keluarga misalnya, tetapi juga melampaui batas-batas individu dan bahkan melampaui negara. apa yang kita lakukan hari ini sudah pasti akan berdampak pada esok hari. sekecil apapun itu. tetapi seringkali karena perspektif yang terbatas terkadang individu lupa dengan makrokosmos tersebut. seperti misalnya kalau kita memberi permakluman diri dengan membuang sampah sembarangan. kita sering mafhum dengan kesalahan-kesalahan kecil semacam ini. akan menjadi lain ketika kesalahan-kesalahan kecil ini terakumulasi. hasilnya tentu saja 'lama-lama menjadi bukit'. sebaliknya jika kita selalu menempatkan diri pada perspektif yang lebih luas, tentu saja tindakan-tindakan kita akan selalu dipenuhi pertimbangan-pertimbangan beresiko ke depan. barangkali kita bisa lebih hati-hati atau malah sebaliknya: melakukan kesalahan dengan sadar. kesalahan yang sadar itupun ketika memakai teori relativitas tentu saja penilaian 'salah' tersebut akan disebut sebagai kebenaran yang lain. karena salah bagimu belum tentu benar bagiku. dan keduanya menjaid sesuatu yang sangat relatif dan saling menggeser.
berdasar kebenaran yang lain itulah mungkin kenapa NAZI di bawah pimpinan Adolf Hitler melakukan pemusnahan etnis secara sistematis. karena bagi kalangan NAZI orang Yahudi tidak ubahnya penyakit lepra yang harus segera dimusnahkan. dalam kitab Mein Kampf Hitler merumuskan teori Darwinian perihal survival the fittest dan teori evolusi.
bahwa ternyata alampun hanya membiarkan makhluk ras unggul yang bertahan. kecacatan adalah salah bawaan dan harus segera dibasmi karena menyalahi fitrah alam! sebagaimana sekian abad lampau orang-orang kulit putih menganggap orang-orang kulit hitam sebagai kelas rendah. karena mereka menganggap orang berkulit hitam adalah keturunan Ham yang terkutuk.
jika kita meyakini pendapat di atas tentu saja bencana kemanusiaan yang mengerikan akan terus terjadi. kebenaran yang satu akan menegasi kebenaran yang lain. yang ada akhirnya adalah dominasi yang satu atas yang lain dan demikianlah seterusnya. kembali ke bagian mikrokosmos sebagai bagian dari mikrokosmos dan bahwa tindakan individu bagaimanapun juga berdampak sosial saya teringat salah satu adegan dalam film schlinder List. film yang digarap Steven Spielberg ini bercerita tentang kekejaman NAZI pada masa perang dunia ke dua. ceritanya berkisar kehidupan Schlinder dengan ajudan Yahudinya, Itzak Stern. mereka berdua telah menyelamatkan ribuan orang Yahudi dari kamp konsentrasi NAZI. bisa jadi motif ekonomi bisa jadi motif kemanusiaan. yang jelas pada saat itu tenaga kerja Yahudi adalah tenaga kerja yang berharga rendah. dan itu sangat potensial untuk dimanfaatkan. di sisi lain kewajiban kaum Yahudi untuk mendapatkan surat kontrak kerja menjadi sesuatu yang tidak bisa dipungkiri atau mereka akan bernasib buruk.
terlepas dari berbagai komentar mengenai film ini dan keberpihakan sang sutradara, saya teringat salah satu adegan yang menarik. yakni ketika Schlinder ulang tahun. ia mengadakan pesta dengan mengundang banyak kolega. dari semua gadis yang datang semua diciumnya penuh kemesraan. dan enaknya rata-rata cantik-cantik. konon Schlinder diyakini cukup perhatian terhadap para pekerja Yahudinya. sampai akhirnya ada dua gadis yahudi pekerja ikut serta mengucapkan ulang tahun padanya. dan Schlinder mencium keduanya layaknya ia mencium gadis ras Arya lainnya. apa yang terjadi? Schlinder dimasukkan penjara 'hanya' gara-gara mencium kaum Yahudi.
sebagaimana kita pahami bahwasanya berciuman merupakan hal yang teramat personal dan siapapun punya hak. dan Schlinder? ya ia punya hak sebagai individu, tetapi dalam konteks ini entah dia sadari atau tidak ciuman yang dilakukannya bisa sangat bermakna politis. itu artinya tubuh Schlinder tidak lagi bebas mengungkapkan dirinya seorang. tubuh Schlinder adalah tubuh ras Arya yang telah dicuci otaknya oleh Mein Fuhrer. dan tubuh Arya seharusnya mempunyai kesadaran ras tinggi bukan menjatuhkan diri pada kelas rendah yang kelak akan musnah oleh seleksi alam. bisa dipahami kemudian tubuh Schlinder sebagai mikrokosmos akhirnya mengungkap makrokosmos nilai yang eksis. tindakan personal ini bisa mempengaruhi stabilitas mengingat Schlinder termasuk orang penting saat itu. maka dari itu tubuh Schlinder harus disadarkan dengan cara disiplinkan. dan penjara adalah tempat yang pas baginya. meskipun kemudian Schlinder tidak mengalami pemenjaraan yang lama yang jelas bukan itu poinnya. di sinilah letak ketertarikan saya pada film ini. Schlinder List selain berfungsi sebagai ingatan buruk kekejaman manusia atas nama ras telah membuktikan tesis bahwa manusia memang tidak sepenuhnya independen dan bebas nilai. bagaimanapun juga sekecil apapun tindakan kita akan mempengaruhi lingkaran sosial kita berada baik pada masa sekarang dan yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar