Minggu, 10 Maret 2013

kesaksian




: teruntuk Kang Putu


senja yang keramat. orangorang pulang dengan kepala tunduk. kepala yang sesak oleh ingatan dan dada yang nyeri-hampir pecah ditindih dendam. kadang kau merasa kehabisan suara. namun pada harihari tertentu ada yang senantiasa tumbuh dan bangkit. menggedorgedor kecemasanmu. mencegah tidur sore dan memaksamu minum kopi agar terjaga. kadangkadang setelah itu kau diam berjamjam. ada sesuatu yang aku tidak tahu menamakannya apa. aku lebih intim menyebutnya lubang: namanama dan kepala yang lenyap begitu saja.
senja yang keramat. kadangkadang benci kumat mengalahkan akal sehat. namun kesaksian harus senantiasa dinyatakan bukan?

* saya membacakan puisi ini sebagai respons terhadap kumpulan cerpen Kang Putu (demikian Gunawan Budi Susanto akrab dipanggil) "nyanyian penggali kubur" (yogyakarta: Gigih Pustaka Mandiri, 2011), saat peluncuran di joglo tbrs, rabu, 5 oktober 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar