Sabtu, 30 November 2013

Kembali ke Gamelan*

Pheobe Neville, Philip Corner dan Ay-O
Pheobe Neville, Philip Corner dan Ay-O

(bagian ke dua puluhempat)

Seperti pernah akuceritakan sebelumnya, projectku adalah melacak persinggungan ide Fluxus denganpara seniman Indonesia. Jauh sebelumnya, Melati Suryodarmo mengatakan bahwa diadekat dengan eskponen penting Fluxus, Philip Corner. Sayangnya entah karena apahal itu luput dari perhatianku malah memilih berkutat dengan hal-hal lain. Di sampingitu karena kesibukan Mbak Mel, aku kurang mendapat info memadai dengan isu ini.Pencarian yang berputar-putar ini akhirnya kembali lagi ke Philip setelahMarintan Sirait memberi tahu bahwa tahun 1994 pernah mengadakan pekan Beuys. Daridata yang ada diketahui salah satu pematerinya adalah Dieter Mack.
Mack pernah tinggaldi Indonesia dan terlibat dengan seniman-seniman di Bandung, termasuk HarryRoesli, Herry Dim, dan Prof Tjetjep Rohendi. Sebenarnya aku sudah berkali-kaliberkorespondensi dengan Mack setelah jauh hari sebelumnya Prof Tjetjep yangrumahnya berjarak 50 meter dari basecamp Hysteria member email Mack. Kami berkorespondensiuntuk mencari waktu yang tepat untuk bertemu, mengingat rumahnya sangat jauhdari tempatku tinggal, Lubeck. Langsung saja aku kontak Mack untuk mencari tahubahan apa yang dipresentasikannya selama di Bandung dan bagaimana relasinyadengan teman-teman di sana. Sampai akhirnya Mack menyerah karena keterbatasaningatannya dan memberiku kontak Philip Corner!
Seniman kelahiran1933 itu sangat antusias membalas emailku. Aku tak menyangka orang sepentingdia memperhatikan anak bau kencur sepertiku. Dia juga menyarankanku menjalinhubungan dengan beberapa nama penting, termasuk Ben Patterson. Philip jugamemberitahu kalau dia sangat tertarik dengan apa yang aku lakukan dan memintaselalu dikabari mengenai perkembanganya. Sikap rendah hati dan gampang berbagiini terang saja membuatku sangat terbantu.

Philip Corner 
Gamelan EVERYDAY (outdoors)
Philip Corner Gamelan EVERYDAY (outdoors)

Philip Cornermemperoleh gelar Bachelor of Art pada tahun 1955 di CCNY, dengan guru yangsangat penting baginya Fritz Jahoda, dan mendapat gelar master empat tahunkemudian. Ia sebelumnya juga pernah menghabiskan waktu di Paris, belajar diConservatoire Nat'l de Musique, mengikuti kelas filosofi music OlivierMessiaen. Philip mengajar Modern Music di New School for Social Research daritahun 1967-1970, meneruskan kelas yang didirikan oleh John Cage. Ia menjadi professordi Livington College, New Jersey dari tahun 1972-1992. Sesudah itu ia pensiundini dan pindah ke Reggio Emilia, Italia.
Tanpa performancePhilip ‘Piano Activities’ yang berakhir pada perusakan piano itu aku pikirkehadiran pertama Fluxus di Wiesbaden akan menarik perhatian public.
Philip juga menepiskeraguanku soal orientalisme dan relasi timpang antara timur dan barat. Dalambeberapa referensi tentang dia, Philip terpangaruh oleh filsafat timur,termasuk Zen dan Budhisme. Pengalamannnya di Korea tahun 1960-1961 saatmengikuti wajib militer membuatnya terpikat denga music tradisi di sana. Iabahkan mempunyai nama Korea, Gwan Pok yang artinya air terjun perenungan. Lebihjauh lagi, Philip mempunyai kelompok gamelan bernama Son of Lion tahun 1976yang dibentuknya bersama Barbara Benary dan Daniel Goode.

Phil and Phoebe Neville memainkan sebuah gong
Phil and Phoebe Neville memainkan sebuah gong

Philip beberapa kalimengunjungi Indonesia dan berteman baik dengan para musisi kontempore. RahayuSupanggah, Sutanto Mendut, I Wayan Sadra, Slamet Abdul Syukur adalah beberapanama yang intensif menjalin relasi dengannya. Pada sebuah repertoar I WayanSadra ‘terus-terus’ ia ikut performance. Di Padepokan Lemah Putih, Surakarta iajuga pernah melakukan performance art. Betapa erat hubungan Philip dengan paraseniman di Indonesia. Sayangnya fakta ini aku ketahui belakangan karena sibukmemburu relasi Fluxus dengan teman-teman seni rupa. Padahal dengan seni music relasinyalebih kuat.
Fakta seputar Philipmembuatku lebih percaya diri untuk menyelesaikan project ini. Setelah berputar-putarkembali juga ke timur, ke gamelan. (Adin)

 *tulisan ini akan diposting secara berkala tentang apa-apa yang aku kerjakan selama menjalani residensi di Nassauischer Kuntverein Wiesbaden, Jerman
(image yang digunakan seluruhnya berasal dari internet)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar