Nam June Paik, Charlotte Moorman |
Nam June Paik, adalah satu di antara seniman dari Asia yang sangat berpengaruh dalam perkembangan video art. Oleh Paik public diajak untuk kritis terhadap budaya televise. Kelahiran televise membentuk ‘televisi culture’ jauh sebelum teknologi berkembang seperti hari ini, Paik telah mengantisipasi dengan berbagai karyanya tentang kemungkinan-kemungkinan itu dan bagaimana menyikapi teknologi. Lahir di Seoul, Korea Selatan Juli 1932 lalu, Paik anak bungsu dari 5 bersaudara. Ayahnya, seorang pengusaha tekstil terpaksa pindah dari negara asal saat terjadi perang Korea. Sebelum pindah ke Jepang, mereka berada di Hongkong untuk beberapa waktu. Di Tokyo ia berhasil menyelesaikan pendidikannya di Universitas Tokyo dengan tesis tentang komposer Arnold Schoenberg. Mulanya suami Shigeko Kubota, artis Fluxus lainnya, ini dididik sebagai pianis. Namun pertemuannya dengan berbagai seniman avant gard paska kepindahannya ke Jerman, merubah karir senimannya. Beberapa tokoh yang mempengaruhi Paik dan membentuk konsepnya dalam berkarya yakni John Cage, Karlheinz Stockhausen, dan Joseph Beuys. Wolf Vostell lah yang kemudian memberinya inspirasi untuk menekuni seni elektronik. Paik pertama kali bertemu Cage di Darmstadt.
Nam June Paik, "Electronic Superhighway," 1995 |
Selama tahun 1970 hingga 1980 karyanya dipamerkan di berbagai belahan dunia. Ia mendapat gelar professor di Kunstakademie, Düsseldorf tahun 1978. Setelah itu pada tahun 1987 ia dipilih menjdi anggota Akademie der Künste, Berlin. Paik meninggal dunia pada 29 Januari 2006. Atas kontribusinya dalam mengeskplorasi media itu, Paik dianggap sebagai bapak video art.
pemain cello klasik, Charlotte Moorman,partner Paik saat performance art |
Menyebut Fluxus, kiranya tak akan lahir istilah ini tanpa kehadiran George Macuinas, seorang artis, organisator, desain grafis asal Lithuania yang menentukan periode awal gerakan internasional itu. George (1931-1978) terlahir dari pasangan Alexander M Maciunas (seorang arsitek) dan Leokadija (seorang penari yang terhubung dengan Opera Nasional Lithuania). Keluarga Macuinas pindah ke
Bad Nauheim, Frankfurt, Jerman untuk menghindari penangkapan tentara Rusia pada tahun 1944. Empat tahun kemudian mereka pindah ke Amerika Serikat dan tinggal di kawasan menengah di Long Island, New York. Setibanya di AS, George belajar graphic desain dan arsitektur di Cooper Union, kemudian mempelajari arsitektur dan musikologi di Carnegie Institute of Technology, Pittsburgh dan terakhir belajar sejarah seni di New York University's Institute of Fine Arts. Di sini George mengambil jurusan migrasi seni dari Eropa dan Siberia. 11 tahun ia menghabiskan waktu untuk studi, belakangan diketahui ia mempunyai minat besar terhadap sejarah seni.
foto diri Macuinas dalam passport |
George bertemu dengan Cage saat menghadiri kelas komposisi dari komponis elektronik Richard Maxfield di New School for Social Research in New York. Di sana ia bertemu La Monte Young, Al Hansen, Allan Kaprow, dan Jackson Mac Low. Tahun 1961 ia membuka AG Gallery Madison Avenus nomor 925 dengan temannya Almus Salcius. Galeri ini berumur pendek karena kekurangan dana.
Menghindari tagihan debt kolektor, George lalu mengambil pekerjaan sebagai graphic desainer di tentara udara AS yang bermarkas di Wiesbaden. Di kota inilah ia dan teman-temannya mengorganisir festival Fluxus pertama kali pada bulan September 1962. Mulanya George mengindentifikasi apa yang dibuatnya sebagai neo Dada. Namun setelah berkorespondensi langsung dengan seniman Dada di Berlin, ia disarankan untuk menggunakan kata Fluxus saja.
Flux Wedding, George Maciunas dan Billie Hutching, 1978 |
Tahun 1963 ia kembali ke AS karena kontrak kerjanya diputus karena penyakit. Dia lalu bekerja sebagai desain grafis di New York sdudio grafis milik desainer Jack Marshad. George mendirikan kantor pusat Fluxus dan membuat fluxus menjadi perusahaan multinasional dengan berbagai produk menggunakan nama kata Flux, seperti FluxShop, Flux Mail-Order Catalogue and Warehouse, Fluxus copyright, mencetak koran bersama, mendirikan perumahan Flux Housing Cooperative dan lain-lain.
Bisnis toko itu konon juga tak berjalan. Sebuah wawancara dengan Larry Miller tahun 1978, George katanya menghabiskan dana hingga $50,000 tanpa pernah balik modal. George mengatakan tak ada yang membeli produk-produk fluxus pada saat itu. Mereka membuka toko di Jalan Canal tahun1964. Meski telah buka sepanjang tahun mereka tak menjual satupun produk Fluxus.
Selain aktif sebagai seniman, Macuinas aktif sebagai arsitek dan desain grafis. Ia memegang jabatan-jabatan yang penting di beberapa perusahaan seperti Skidmore, Owings & Merrill, Air Force Exchanges (Europe), Olin Mathieson Chemical Corporation, dan asosiasi Knoll (company). Sebagai seorang arsitek ia mengembangkan beberapa inovasi yang lantas dipatenkan saat bekerja di Olin Mathieson. Beberapa penemuannya inilah yang akhirnya digunakan sebagai model perumahan yang dikenal sebagai Fluxhouse. Perumahan ini dirancang dalam bentuk yang efisien, murah, dan ramah lingkungan.
John Lennon dan Yoko Ono berdiri di depan karya Maciunas 'USA Surpasses all the Genocide Records!'.1970. |
Sebagai ahli tata kota ia dikenal sebagai ‘Bapak SoHo’ dalam usahanya membangun sebuah peruhaman di kawasan SOuth of HOuston (nama jalan), New York. Dengan bantuan dari J.M. Kaplan Foundation dan National Foundation for the Arts ia membeli beberapa bagian bangunan dari perusahaan manufaktur yang tutup di kawasan itu tahun 1966. Ia mendesain sebuah lingkungan tempat tinggal para seniman Fluxus, merenovasi dan membuatnya nyaman untuk ditinggali. Hal ini bertentangan dengan aturan pemerintah yang tak mengijinkan kawasan SoHo untuk pemukiman melainkan untuk jalan tol. Berbagai gelombang protes dan demonstrasi dilakukan di sini untuk menghentikan laju pembangunan jalan tol itu.
Meski Kaplan meninggalkan dia tanpa bantuan hukum untuk menghadapi ambisi pembuatan jalan tol, Macuinas tetap bergerak dan bahkan membeli bangunan lainnya untuk dijual pada para artis Fluxus, memenuhi ambisinya menciptakan ruang kreatif bersama. Ia juga menggalang dukungan dengan mengirim kartu pos ke seluruh relasinya di dunia. Usaha ini akhirnya benar-benar berhenti saat ia dihajar oleh mafia hingga mengakibatkan kebutaan pada salah satu matanya. Pemukulan itu terjadi pada 8 November 1975 dengan meninggalkan empat tullang patah, 36 jahitan di kepala, dan luka di paru-parunya. Ia lalu meninggalkan SoHo dan berpindah di New Marlborough, Massachusetts.
Terus menerus sakit, akhirnya ia meninggal pada tanggal 9 Mei 1978 karena menderita komplikasi. Sebelum meninggal, Macuinas menggelar pesta pernikahan dengan penyair Billie Hutching dan setelah upacara resmi mereka membuat performance "Fluxwedding" di tempat temannya di SoHo, pada 25 February1978.
Membaca para seniman Fluxus ini diam-diam aku jadi semangat juga. Apa sih yang membuat mereka sedemikian keras kepala dan ngotot? Satu hal lagi yakni para seniman ini benar-benar orang mengagumkan, terdidik, dan berani keluar dari zona nyamannya. Kebanyakan para seniman ini akhirnya menjadi orang besar. John Cage, Jonas Mekas, Yoko Ono, Nam June Paik, Macuinas dan banyak lagi yang tak bisa disebutkan semuanya. Banyak juga di antara mereka yang berprofesi sebagai akademisi. Kiranya membayangkan ada akademisi yang keras kepala dan mempunyai kontribusi yang cukup besar di Semarang tak berlebihan bukan? (Adin)
*tulisan ini akan diposting secara berkala tentang apa-apa yang aku kerjakan selama menjalani residensi di Nassauischer Kuntverein Wiesbaden, Jerman
(image yang digunakan seluruhnya berasal dari internet)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar