(bagian ke delapan belas)
Fluxus
adalah satu di antara object yang menarik perhatianku di Wiesbaden.
Sebuah gerakan budaya yang diusung Macuinas dan kawan-kawannya pada
tahun 1960 an ini telah mempengaruhi sejarah seni di eropa maupun
Amerika, menariknya pencantuman nama Fluxus pertama kali dalam acara di
Wiesbaden. Penelusuran akan Fluxus ini juga dipicu oleh program rutin
tahunan di Nassauischer Kunstverein Wiesbaden (NKV Wiesbaden). Para
artis dari seluruh belahan dunia bisa mengikuti program bernama ‘Follow
Fluxus’ ini dan berhak mendapat dana sebesar 10 ribu Euro.
Seniman
yang lolos seleksi akan diperkenankan menggunakan dana tersebut untuk
membiayai programnya dan mendapat kesempatan untuk berpameran di NKV
Wiesbaden. Setelah membaca beberapa referensi, aku merasa ada kemiripan
dalam modus apa yang kami lakukan di Semarang. Barangkali itu bisa jadi
jalan masuk. Menemukan praktik budaya yang memiliki kemiripan dengan
aktivitasku di tempat lain tentu menjadi pengalaman berharga. Itu pula
yang membuatku yakin berada di tempat yang tepat. Hingga menjelang
berangkat ke Jerman sebenarnya aku tak tahu betul apa itu fluxus.
Setahuku mereka adalah para aktivis yang menekankan anti art, seni tak
terpisah dari kehidupan sehari-hari, dan multidisiplin.
Sesampai
di sini barulah aku paham tenyata Fluxus ini lebih besar dari pada yang
aku definisikan sebelumnya. Berkesempatan mewawancara Benjamin
Petterson, satu di antara eksponen awal, adalah sebuah kehormatan
bagiku. Aktivitas budaya ini mulanya tak diberi nama, namun konsepnya
bisa dilacak sejak John Cage mengajar di New School for Social Research
di New York City dan di Institut Fur Neue Musik und Musikerziehung di
Darmstadt yang mengeksplorasi kemungkinan dalam seni.
|
piano activities di Museum Kota Wiesbaden tahun 1962 |
Beberapa
murid Cage seperti Jackson Mac Low, La Monte Young, George Brecht, Al
Hansen, Dick Higgins, Nam June Paik dan George Maciunas adalah nama-nama
yang belakangan menjadi penyokong aktivitas kebudayaan ini. Selain
Cage, tokoh lain yang mempengaruhi Fluxus adalah Duchamp, seniman Dada
yang terkenal karena menggunakan barang sehari-hari dalam karyanya.
Istilah Fluxus dikenalkan seniman kelahiran Lithuania, George Maciunas
dari bahasa latin yang kurang lebih artinya mengalir atau cairan, sebuah
upaya untuk menghapus sekat-sekat antar disiplin seni dan
menggabungkannya dalam konteks social politik dalam waktu bersamaan. Ini
dimulai saat Macuinas pindah ke New York, di sini ia bertemu dengan
para seniman avant di sekeliling John Cage dan La Monte Young. Dimulai
saat ia membuka galeri di Madison Avenue yang memamerkan karya-karya
Higgins, Yoko Ono, Jonas Mekas, Ray Johnson, Flynt dan Young. Tahun 1961
ia lalu pindah ke Wiesbaden setelah gagal mengelola galeri. Di
Wiesbaden ia bekerja sebagai graphic desain di Angkatan Udara AS.
Istilah
Fluxus digunakan pertama kali dalam brosur saat ia mengelola sebuah
festival di Wuppertal, 9 juni 1961 berjudul Aprés Cage; Kleinen
Sommerfest (After Cage; a Small Summer Festival). Mulanya ia menamakan
aktivitasnya itu sebagai neo dada, namun setelah berkorespondensi dengan
Raoul Hausmann seorang dadaist, oleh Raoul disarankan untuk
menggunakan kata Fluxus saja karena neo dada itu sudah menjadi masa
lalu. Sebagai bagian dari festival ia menulis makalah berjudul 'Neo-Dada
in the United States' setelah menjelaskan seni konkret Neo-Dada dia
menegaskan Fluxus menentang pemisahanseni dalam hidup kehidupan
sehari-hari. Fluxus lalu menggunakan konsep anti seni untuk menentang
tradisi kesenian yang dianggapnya sudah tak murni lagi. Di akhir makalah
itu ia mendeklarasikan anti seni adalah hidup, bersikap alami, dan
itulah sebenar-benanya kenyataan.
|
maniesto Fluxus oleh Macuinas yang telah direvisi Beuys |
Penampilan
Philip Lionel Corner dalam ‘Piano Activities’, satu di antara sekian
pertunjukan lainnya dalam Festival Fluxus (die Festspiele für Neueste
Musik) di museum kota Wiesbaden saat itu membuat public marah. Dalam
performance itu ia bersama Emmett Williams, Wolf Vostell, Nam June Paik,
Dick Higgins, Benjamin Patterson dan George Maciunas merusah sebuah
piano. ‘Piano Activities’ berakhir dengan kerusakan total pada alat
music itu.
Macuinas yang saat itu mempunyai koneksi dengan
penerbitan lantas mencetak sebuah buku tentang acara tersebut dan juga
menerbitkan beberapa seri dari para artisnya. Tercatat ada tiga buah
cetakan yang dinamai fluxkits tersebut,yakni Composition 1961 oleh La
Monte Young, An Anthology of Chance Operations yang diedit oleh Young
dan Mac Low, terakhir Water Yam oleh George Brecht.
Karena alasan
kesehatan, Macuinas lalu diberhentikan dalam pekerjaannya di
ketentaraan AS. Hal ini memicunya untuk kembali ke New York pada tahun
1963. Di sana ia mengorganisir aksi jalanan dan membuat sebuah toko
bernama 'Fluxhall', di Jalan Canal Street. Terhitung sejak 11 April
hingga 23 Mei 1964 ada 12 konser yang diorganisir di jalanan meski tak
terlalu berhasil menyita perhatian public.
Di sekitar pertokoan
New York, Macuinas lalu membangun jaringan distribusi meliputi Eropa,
disusul kemudian adanya outlet di California dan Jepang. Galeri dan
pemesanan melalui surat lalu dibangun di Amsterdam,
Villefranche-Sur-Mer, Milan dan London. Tahun 1965 antologi Fluxus I
tersedia, terdiri atas amplop dari kertas manila dan berbagai karya
artis lain misalnya satu paket kartu remi yang telah dimodifikasi
George Brecht, kotak sensorik oleh Ay-O, newsletter berkala dengan
kontribusi oleh seniman dan musisi seperti Ray Johnson dan John Cale,
dan sebuah kaleng berisi puisi, lagu dan resep tentang biji-bijian oleh
Alison Knowles.
|
satu di antara contoh karya
|
Sekembalinya
di New York, Macuinas lalu dekat dengan Henry Flynt yang mendorong para
anggota fluxus lebih terang-terangan dalam menunjukkan sikap
politiknya. Hasilnya adalah mereka akan memboikot American premiere of
Originale, yang menampilkan seniman Jerman, Karlheinz Stockhausen, pada 8
September 1964. Stockhausen dianggap sebagai penganut budaya imperialis
sementara anggota Fluxus lain tak setuju. Hasilnya adalah perpecahan di
kalangan fluxus seperti Nam June Paik, Jackson Mac Low yang menonton
pertunjukan. Ben Vautier danTakako Saito yang semula membagi-bagikan
leaflet menolak konser ini juga akhirnya ikut menonton. Termasuk Dick
Higgins juga yang setuju memboikot lalu ikut menonton pula. Sikap ini
membuat Macuinas berang dan menganggap mereka adalah para pengkhianat
fluxus.
Konser ini sendiri diorganisir oleh Charlotte Moorman
sebagai bagian dari acara tahunan kedua New York Avant Garde Festival.
Hawa permusuhan antara Moorman dan Macuinas sendiri akhirnya berlangsung
bertahun-tahun setelahnya meski Morrman sendiri ikut memperjuangkan
Fluxus dan para artisnya.
Memboikot konser adalah puncak dari
pendekatan bermodel propaganda, sebelumnya beberapa anggota Fluxus
menyatakan keluar lebih dulu, misalnya Jackson Mac Low yang menyatakan
keluar saat mendengar aksi anti social pada April 1963, misalnya rencana
tentang menggulingkan truk di sungai Hudson. Lalu Brecht juga keluar
karena isu yang sama, Brecht kemudian meninggalkan New York pada tahun
1965. Dick Higgins juga keluar.
Keluarnya para pendukung awal
Fluxus ternyata tak membuat aktivitas ini terhenti. Yoko Ono,
sekembalinya ke Jepang sejak tahun 1961 selalu merekomendasikan
teman-temannya yang pergi ke New York untuk bertemu dengan Macuinas.
Nama-nama seperti Shigeko Kubota, Takako Saito, Mieko Shiomi dan Ay-O
adalah beberapa nama yang membuat karya berdasar Fluxus.
|
performance art Yoko Ono |
Fluxus
makin terkenal, antologi kedua Fluxus yang dikenal dengan sebutan
Fluxkit meminjam ide Duchamp dalam karyanya Boite en Valise. Antologi
ini berisi bermacam-macam karya dan banyak menggunakan objek tiga
dimensi. Karya-karya dalam Fluxus 2 ini diantaranya adalah film Flux
oleh John Cale dan Yoko Ono, kotak korek api yang telah dirubah dan
kartu pos oleh Ben Vautier , makanan plastik oleh Claes Oldenburg ,
FluxMedicine oleh Shigeko Kubota , dan karya seni yang terbuat dari
batu, lalu ada perangko tinta , tiket perjalanan usang, dan lain-lain.
Pada masa ini banyak karya yang tak beratribut pada seniman tertentu.
Macuinas percaya ini adalah karya bersama. Beberapa karya tetap anonim,
sebagian diatributkan pada artis tertentu setelah ditanyakan, dan
kadang-kadang diatributkan pada artis yang tak membuatnya.
Beberapa
artis fluxus berniat membuat komunitas Fluxus, misalnya The Cedilla
That Smiles, didesain oleh Robert Filliou dan George Brecht, 1965-1968
dengan tujuan membuat pusat penciptaan karya yang stabil. Tempat itu
menjual fluxkit dan tempat belajar dengan motto tempat pertukaran
pengalaman dan informasi, tanpa guru, tanpa murid, pada saat yang sama
mendengarkan sekaligus berbicara.
Tahun 1966 Macunias dan Watts
memanfaatkan pengembangan kawasan yang sekarang dikenal dengan SoHo
untuk tempat tinggal para seniman. Dengan arahan Macuinas, dimulailah
pengembangan real estate di kawasan tersebut untuk tujuan menciptakan
komunitas seniman yang menempati ruas Jalan Canal hingga FluxShop.
Macuinas ingin membangun tempat belajar bersama, koperasi, dan tempat
pertunjukan di satu kawasan untuk membaurkan antara mereka dengan
masyarakat.
Perumahan pertama ditujukan untuk rumah Maciunas,
Watts, Christo & Jeanne-Calude, Jonas Mekas, LaMonte Young,
sementara yang lainnya berada di Jalan Greene. Setelah kematian Macuinas
tahun 1978 banyak kolektor dan kurator yang menempatkan Fluxus dalam
kurun waktu tertentu (1962 hingga 1978)
Fluxus mempunyai semangat
seperti gerakan Dada, menekankan konsep anti art dan menohok keseriusan
modern art. Para aktivis Fluxus menggunakan penampilan sederhana mereka
sebagai hal yang ditonjolkan untuk menunjukkan koneksi anara seni dan
kehidupan sehari-hari. Seperti halnya Duchamp dalam karyanya ‘Fountain’.
Fluxus lebih sering menekankan pada peristiwa kesenian, George Brecht
menyebutnya ‘bagian terkecil dari peristiwa’.
|
performance art salah seorang eksponen fluxus |
Hingga
saat ini Fluxus tak mempunyai definisi yang pasti. Mengacu pada
Wikepedia, yang aku terjemahkan secara bebas ini, Fluxus itu sikap,
bukan sebuah gerakan atau gaya, fluxus itu intermedia.Para seniman
Fluxus senang melihat kemungkinan apa yang terjadi saat berbagai media
saling bersinggungan. Mereka menggunakan barang sehari-hari sebagai
objek seperti suara, gambar, dan eks untuk menciptakan kombinasi baru
sebagai objek, suara, gambar maupun teks. Kerja Fluxus sederhana. Seni
itu sederhana, eks itu pendek, dan penampilannya singkat. Fluxus itu
menyenangkan. Humor adalah elemen penting dalam Fluxus.
Beberapa
artis yang sering diasosiasikan dengan Fluxus antara lain Eric Andersen,
John Armleder, Ay-O, Joseph Beuys, John Cage, Philip Corner, Robert
Filliou, Dick Higgins, Allan Kaprow, Takehisa Kosugi, Shigeko Kubota,
George Maciunas, Jonas Mekas, Charlotte Moorman, Yoko Ono, Nam June
Paik, Ben Patterson, Wolf Vostell, La Monte Young dan lain-lain.
Namun
mengenai hal ini Dick Higgins punya pendapat lain bahwa Fluxus bukan
milik segelintir orang atau grup yang datang bersama, dalam waktu dan
tempat tertentu. Kata Dick “Fluxus bukan sebuah momen sejarah, atau
gerakan kesenian. Fluxus itu cara melakukan sesuatu, sebuah tradisi, dan
cara pandang kehidupan maupun kematian”.
Makin lama makin pusing
juga karena tiap seniman yang bersinggungan dengan Fluxus mempunyai
definisi sendiri. Aku melihat sudut pandang Higgins hendak membawa
Fluxus setingkat agama mungkin ya atau berambisi seperti
filsafat-filsafat atau ajaran spiritual dari timur. Membawanya ke ranah
transenden dan tak mau terjebak dalam peristiwa sejarah semacam Dada
yang dianggap usang pada saat Fluxus dilahirkan.
*tulisan
ini akan diposting secara berkala tentang apa-apa yang aku kerjakan
selama menjalani residensi di Nassauischer Kuntverein Wiesbaden, Jerman
(sebagian
besar tulisan ini diambil dari Wikipedia yang aku terjemahkan secara
bebas dan beberapa referensi lain, image yang digunakan seluruhnya
berasal dari internet)